Cara membayar Fidyah
Inti dari membayar fidyah adalah mengganti satu hari puasa yang ditinggalkan dengan memberi makan satu orang miskin. Membayar fidyah dapat diterapkan dengan dua cara
Memasak atau membuat makanan kemudian mengundang orang miskin sejumlah hari yang ditinggalkan selama puasa Ramadhan, ataupun dengan memberikannya secara langsung dengan mendatangi tempat tinggalnya.
Memberikan bahan makanan yang belum dimasak dan alangkah lebih baik dan sempurna jika turut memberikan sesuatu untuk dijadikan lauk.
Pemberian fidyah ini dapat dilakukan sekaligus. Misalnya membayar fidyah untuk 20 hari, maka dapat disalurkan kepada 20 orang miskin. Dapat pula diberikan kepada satu orang miskin selama 20 hari. Al Mawardi mengatakan, “Boleh saja mengeluarkan fidyah pada satu orang miskin sekaligus. Hal ini tidak ada perselisihan di antara para ulama.”
Pemberian fidyah juga dapat diwakilkan. Seorang anak dapat mewakilkan pemberian fidyah atas nama orangtuanya yang sudah tua renta. Selain itu, jika tidak mengenal daerah tempat tinggal, pemberian fidyah juga dapat melalui badan amil zakat yang saat ini sudah tersebar di setiap daerah sehingga memudahkan orang-orang yang ingin membayar fidyah secara tepat sasaran. Namun, pemberian secara langsung memang lebih utama agar lebih mengenal dan akrab dengan fakir miskin.(awy)
Waktu tepat membayar fidyah
Ada banyak pendapat mengenai waktu yang tepat membayar fidyah. Seseorang dapat membayar fidyah, pada hari itu juga ketika dia tidak melaksanakan puasa. Atau diakhirkan sampai hari terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana dilakukan oleh sahabat Anas bin Malik ketika beliau telah tua.
Mempercepat pembayaran fidyah sebelum masuk fajar atau subuh di bulan Ramadhan juga masih diperbolehkan. Pendapat ini dipilih oleh Ad-Darimi kata Imam Nawawi. Meskipun para ulama berbeda pendapat mengenai bolehkah mempercepat pembayaran fidyah untuk orang yang sudah tua renta dan sakit menahun, namun Imam Nawawi menyatakan ulama Syafii sepakat tidak boleh mempercepat pembayaran fidyah sebelum masuk Ramadhan.
Meski begitu, tidak masalah memajukan fidyah untuk satu hari saja, namun tidak untuk dua hari atau lebih. Imam Al-Khatib Asy-Syirbini mengatakan, “Tidak dibolehkan untuk wanita hamil dan menyusui memajukan fidyah dua hari atau lebih dari waktu berpuasa. Sebagaimana tidak boleh memajukan zakat untuk dua tahun. Namun, kalau memajukan fidyah untuk hari itu dibayar pada hari tersebut atau pada malamnya, seperti itu dibolehkan.” (Mughni Al-Muhtaj, 2:176)
Waktu pembayaran fidyah tidak dibatasi. Fidyah tidak harus ditunaikan pada bulan Ramadhan, bisa juga ditunaikan bukan pada bulan Ramadhan. Ayat yang mensyariatkan fidyah (QS. Al-Baqarah: 184) tidaklah menetapkan waktu tertentu sebagai batasan. Fidyah ditunaikan sesuai kelapangan, walau ditunda beberapa tahun.(awy)
Load more