Jakarta - Komitmen Pemerintah dalam menjaga stabilitas harga Minyak goreng dalam negeri terus diuji dengan situasi yang penuh ketidakpastian. Kelangkaan masih terjadi dimana-mana meski Kemendag menyebut stok minyak goreng di pasar tradisional dan ritel modern cukup.
Tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden Edy Priyono menyebut stok minyak sebenarnya cukup. Terkait kelangkaan pihaknya masih akan menyelidiki namun belum bisa mengintervensi.
Kelangkaan saat ini dinilai buntut dari ketidakpastian yang ditimbulkan pemerintah sendiri dengan adanya empat peraturan Menteri Dalam Negeri dalam sebulan terakhir. Beberapa aturan disebut bertolak belakang dengan kondisi pasar internasional terkait harga CPO, bahan baku minyak goreng.
Saat melakukan sidak di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengaku heran karena tidak ada satupun kios pedagang yang menjual minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah.
Pedagang di sini masih menjual minyak goreng curah maupun kemasan berkisar Rp18.000 per liter. Padahal Kementerian Perdagangan telah menetapkan harga eceran tertinggi sebesar 11.500 rupiah per liter untuk minyak goreng curah dan 14.000 rupiah per liter untuk minyak goreng kemasan premium.
Lutfi menyatakan masih tingginya harga minyak goreng disebabkan adanya disparitas harga antara pasar ritel modern dan tradisional sehingga banyak dimanfaatkan oleh spekulan untuk mengeruk keuntungan. (afr)