Yogyakarta, tvOnenews.com — Peningkatan arus kendaraan, terutama kendaraan berpelat luar daerah, mulai terasa di sejumlah titik keramaian Kota Yogyakarta selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kawasan Malioboro menjadi salah satu titik yang paling ramai dipadati Wisatawan.
Pantauan pada pagi hari Natal menunjukkan aktivitas wisata di Jalan Malioboro sudah mulai terlihat, meski kepadatan signifikan biasanya terjadi pada sore hingga malam hari.
Wisatawan tampak mengabadikan momen di berbagai sudut ikonik Malioboro, termasuk berfoto dengan mengenakan pakaian adat Jawa seperti blangkon.
Tak hanya ruas jalan, kepadatan juga terlihat di pusat kuliner dan pasar tradisional. Pasar Ngasem menjadi salah satu lokasi favorit wisatawan untuk berburu kuliner legendaris seperti jenang jadul dan wingko babat, yang kerap diburu sebagai menu sarapan.
Berdasarkan data Dinas Perhubungan dan UPT Malioboro, jumlah kunjungan wisatawan selama Libur nataru 2025 diprediksi mencapai 7 juta orang.
Angka tersebut meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di kisaran 4 hingga 4,5 juta wisatawan.
Penataan kawasan Malioboro yang kini sepenuhnya berkonsep pedestrian turut menjadi daya tarik utama.
Selain itu, keberadaan Teras Malioboro serta deretan toko oleh-oleh di sepanjang Jalan Malioboro juga ramai diserbu wisatawan yang berburu cendera mata khas Yogyakarta.
Malioboro yang merupakan bagian dari sumbu filosofis Yogyakarta dinilai memiliki daya tarik kuat karena nilai sejarah dan keberadaan bangunan-bangunan bersejarah di sekitarnya.
Suasana khas Yogyakarta menjadi alasan utama wisatawan memilih menghabiskan waktu libur Nataru di kawasan tersebut.
Terkait pengaturan lalu lintas, Pemerintah Kota Yogyakarta memastikan belum memberlakukan kebijakan car free night maupun car free day selama periode Nataru tahun ini. Kebijakan tersebut bersifat situasional dan akan disesuaikan dengan kondisi kepadatan di lapangan.
Pemerintah setempat terus memantau perkembangan arus wisatawan, terutama menjelang gelombang kedua libur Tahun Baru, yang diperkirakan kembali meningkatkan kepadatan di kawasan jantung Kota Yogyakarta.