Jakarta, tvOnenews.com – Hampir tiga pekan pascabencana, sejumlah warga terdampak banjir dan longsor di Aceh dan Sibolga masih bertahan di lokasi pengungsian tanpa kejelasan hunian sementara maupun hunian tetap.
Kondisi tersebut disampaikan langsung oleh warga saat wawancara dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi, Senin pagi.
Di Sibolga, Sumatera Utara, korban bencana Deli Pita Siregar mengungkapkan bahwa hingga kini dirinya bersama keluarga masih tinggal di masjid yang difungsikan sebagai lokasi pengungsian.
Ia mengatakan belum ada informasi dari pemerintah terkait relokasi maupun pembangunan tempat tinggal sementara.
Ia menegaskan warga tidak mungkin terus bertahan di masjid, sementara kemampuan untuk menyewa tempat tinggal juga tidak dimiliki karena keterbatasan ekonomi.
Sementara itu di Aceh, korban bencana Nurul Azmi menyebut kondisi rumahnya mengalami kerusakan parah di bagian belakang akibat banjir dan lumpur yang tinggi. Ia mengatakan rumah tersebut tidak dapat dibersihkan dan tidak lagi layak dihuni.
Nurul mengungkapkan dirinya telah tinggal di pengungsian selama sekitar 17 hingga 19 hari sejak banjir terjadi. Selain tempat tinggal, ia juga menyampaikan kebutuhan mendesak lainnya, yakni ketersediaan air bersih di lokasi pengungsian.
Menanggapi kondisi tersebut, Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan Timothy Ivan Triono menyatakan pemerintah menjadikan pembangunan hunian sementara dan hunian tetap sebagai prioritas.
Ia mengatakan Presiden Prabowo Subianto telah membahas percepatan pembangunan hunian dalam dua rapat terbatas, termasuk rapat terakhir di Hambalang.
Menurut Timothy, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman telah membentuk satuan tugas percepatan dan melakukan pendataan rumah terdampak dengan kategori rusak ringan, sedang, berat, hingga hanyut.
Ia menyebut sejumlah daerah di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara telah mengajukan pembangunan hunian sementara, bahkan sebagian sudah mulai dibangun.
Pemerintah menargetkan hunian sementara dapat mulai ditempati masyarakat terdampak paling lambat pertengahan Januari.
Sambil menunggu, BNPB telah mendistribusikan ratusan tenda keluarga ke wilayah terdampak untuk memastikan pengungsi tetap mendapatkan tempat tinggal yang layak.
Selain hunian, pemerintah juga menaruh perhatian pada pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, terutama air bersih dan sanitasi, termasuk penyediaan toilet portabel di lokasi pengungsian.