Padang, tvOnenews.com – Penanganan bencana Banjir bandang dan longsor di Sumatera Barat masih terus berlangsung. Di Kota Padang, sejumlah warga terdampak hingga kini masih bertahan di pengungsian dan menghadapi keterbatasan kebutuhan dasar pascabencana.
Pantauan di Desa Kapalokoto, Kota Padang, menunjukkan warga masih mengungsi di sebuah masjid yang dijadikan posko pengungsian.
Posko tersebut hanya satu dan diketahui disediakan oleh kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Andalas. Kondisi tersebut dinilai belum mencukupi untuk menampung seluruh kebutuhan warga terdampak.
Warga setempat masih membutuhkan bantuan air bersih, peralatan dapur, serta perlengkapan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Hingga saat ini, aliran air masih terlihat mengalir di jalur sungai baru yang muncul akibat banjir bandang yang terjadi sekitar tiga pekan lalu.
Banjir bandang dan longsor menyebabkan kerusakan parah pada permukiman warga. Sejumlah rumah dilaporkan hancur, bahkan sebagian hanya menyisakan puing-puing dan tidak lagi terlihat pondasinya.
Lumpur dan material banjir menutupi bagian rumah yang masih berdiri, sementara beberapa bangunan mengalami kerusakan berat pada atap dan dinding.
Selain merusak permukiman, bencana juga menghancurkan lahan pertanian warga. Sekitar 15 hektare sawah yang sebelumnya menjadi sumber penghasilan utama warga kini hilang akibat berubah menjadi aliran sungai baru.
Jalan penghubung antara Desa Kapalokoto dan Lambung Bukit juga dilaporkan rusak total dan tidak dapat dilalui.
Kerusakan lahan pertanian tersebut berdampak langsung pada mata pencaharian warga. Sawah yang sebelumnya mampu menghasilkan ratusan karung hasil panen kini tidak lagi dapat dimanfaatkan, sehingga warga kesulitan mencari sumber penghidupan pascabencana.
Di sejumlah titik, warga masih menemukan gelondongan kayu besar yang terbawa arus banjir bandang. Hingga kini, asal-usul material kayu tersebut belum diketahui secara pasti.
Warga bersama relawan terus melakukan gotong royong membersihkan sisa material banjir, termasuk batu dan kayu yang menutup akses.
Selain pembersihan, warga juga berupaya membangun tanggul darurat untuk mencegah potensi banjir bandang susulan, mengingat kondisi cuaca dan aliran air masih berisiko.
Proses pemulihan di wilayah terdampak masih membutuhkan dukungan lanjutan dari berbagai pihak, baik untuk kebutuhan pengungsi maupun perbaikan infrastruktur dan lahan pertanian.