Jakarta, tvOnenews.com - Kasus kematian Diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, memasuki babak baru yang penuh tanda tanya.
Meski Polda Metro Jaya telah menyatakan tidak ada unsur pidana dalam peristiwa ini, keluarga almarhum tetap meyakini ada misteri yang belum terungkap di balik wafatnya pria berusia 39 tahun itu.
Penyelidikan polisi sebelumnya menyimpulkan Arya Daru meninggal dunia tanpa keterlibatan pihak lain.
Hasil otopsi, uji toksikologi, hingga histopatologi memastikan tidak ditemukan zat beracun dalam tubuh korban, hanya kandungan parasetamol dan CTM dari obat flu yang beredar bebas.
Lebih dari 20 hari penyelidikan, aparat juga memeriksa 24 saksi, meneliti 103 barang bukti, serta menganalisis kondisi kamar kos di Menteng, Jakarta Pusat, tempat jenazah Arya ditemukan.
Dari olah TKP, tidak ada tanda akses paksa. Lakban yang menutup wajah korban pun hanya mengandung sidik jari Arya sendiri.
Namun, kesimpulan polisi itu tidak serta merta menutup keganjilan yang dirasakan pihak keluarga. Kuasa hukum keluarga mengungkap fakta baru: media sosial dan aplikasi pesan milik Arya sempat aktif setelah ia dinyatakan meninggal dan ponselnya disebut hilang.
Kecurigaan inilah yang membuat keluarga meminta Presiden Prabowo Subianto untuk turun tangan memberi instruksi langsung kepada Kapolri, Panglima TNI, dan Menteri Luar Negeri.
Mereka berharap misteri kematian Arya dapat diungkap secara terang benderang, tanpa intervensi dan tanpa ada fakta yang ditutup-tutupi.
Dari sisi psikologis, Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia sempatmemberi analisis. Arya dikenal sebagai sosok pekerja keras dan positif, namun di balik itu ia menyimpan tekanan batin mendalam.
Riwayat pencarian layanan kesehatan mental secara daring menunjukkan adanya pergulatan batin yang jarang ia ekspresikan. Kondisi ini diyakini memberi pengaruh pada pilihan tragis yang diambilnya.
Meski penjelasan polisi dan psikolog tampak menyudahi dugaan tindak pidana, sejumlah fakta kontradiktif masih menimbulkan pertanyaan publik.
Apakah benar kematian Arya murni akibat tekanan psikologis pribadi? Ataukah ada faktor lain yang belum terkuak?
Hingga kini, misteri itu masih membayangi keluarga besar Arya Daru Pangayunan, sekaligus menjadi ujian bagi transparansi penegakan hukum di Indonesia.