Reaksi Inosentius Samsul Usai Diminta Tidak "Hantam" DPR Setelah Terpilih Jadi Hakim MK
- tvOnenews.com/Syifa Aulia
Jakarta, tvOnenews.com - Komisi III DPR sepakat menetapkan Ketua Badan Keahlian DPR, Inosentius Samsul sebagai hakim Mahkamah Konstitusi (MK) pengganti Arief Hidayat yang akan memasuki masa pensiun.
Dalam fit and proper test, dia diminta untuk tidak melupakan dan ‘menghantam’ DPR setelah duduk sebagai hakim MK. Terkait hal itu, Inosentius tidak menganggap pernyataan anggota Komisi III DPR itu sebagai tekanan.
“Saya enggak ada tekanan sama sekali, karena mereka juga berpikir hal-hal yang positif tentang bangsa ini, tentang negara ini,” kat Inosentius di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Rabu (20/8).
Dia menilai pernyataan itu hanya sebuah harapan dari anggota DPR kepadanya. Terlebih, Inosentius sudah lebih dari 35 tahun berkarier dia DPR.
“Tapi kalau ditanya untuk tidak menghantam DPR, menurut saya, ini kan manusia biasa dalam arti 35 tahun saya ada di sini. Saya tahu betul apa yang terjadi di sini,” katanya.
Inosentius mengatakan pengalamann kariernya di DPR membuat dirinya tidak menganggap enteng DPR. Menurut dia, DPR tetap bekerja keras dalam menghasilkan undang-undang, meskipun banyak publik kerap mengkritik.
“Sehingga bagi saya, tentunya setelah diusulkan oleh DPR menjadi hakim konstitusi, kekuatan pada saya adalah saya bisa paham tentang proses DPR itu seperti apa. Kelemahan-kelemahan dari norma yang ada itu saya bisa tahu,” tuturnya.
“Tetapi, itu juga bukan untuk menghantam DPR, tapi bisa juga untuk memahami proses yang terjadi di DPR,” tambah Inosentius.
Sebelumnya, Anggota Komisi III DPR, Safaruddin meminta Inosentius tidak melupakan DPR usai menjadi hakim MK menggantikan hakim Arief Hidayat.
Hal itu disampaikan saat Inosentius menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Komisi III DPR, di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Rabu (20/8).
Safaruddin mengatakan, Komisi III DPR akan memperjuangkan Inosentius menjadi hakim MK dari utusan DPR. Namun, dia meminta Inosentius tetap ingat kepada DPR dan tidak menyerang DPR.
“Bapak kita pilih dari DPR, biasanya sih Pak, kalau kita fit and proper test di sini, pokoknya kami akan memperjuangkan sebagai utusan DPR. Tapi setelah sampai di sana, lupa Pak bahwa bapak itu dipilih dari DPR,” ujar Safaruddin.
Load more