Sibolga, tvOnenews.com - Warga terdampak banjir dan tanah longsor di Kota Sibolga, Sumatera Utara, masih bertahan di sejumlah posko pengungsian, salah satunya di Desa Aek Parera, Kelurahan Angin Nauli, Kecamatan Sibolga Utara.
Bencana yang terjadi pada 25 November 2025 tersebut menyebabkan kerusakan berat pada permukiman warga.
Banjir dan longsor yang terjadi secara bersamaan mengakibatkan sedikitnya 12 rumah warga rata dengan tanah, sementara delapan rumah lainnya mengalami kerusakan parah. Akibatnya, puluhan kepala keluarga terpaksa mengungsi demi keselamatan.
Posko pengungsian di Desa Aek Parera dibangun dengan dukungan Kementerian Sosial dan dilengkapi tenda pengungsi, dapur umum, serta fasilitas dasar lainnya.
Tenda berukuran sekitar 5 x 9 meter disiapkan untuk menampung warga terdampak. Meski pada siang hari posko terlihat lengang, kondisi tersebut bukan karena ditinggalkan, melainkan karena sebagian pengungsi kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan sisa lumpur dan material longsor.
Saat ini, tercatat sekitar 25 kepala keluarga masih menetap di posko pengungsian tersebut. Pengungsi terdiri dari berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Selain posko di Aek Parera, sebagian warga juga mengungsi di aula Gereja HKBP Sibolga Julu.
Untuk kebutuhan logistik, bantuan pangan dinilai masih mencukupi. Dapur umum beroperasi setiap hari dengan dukungan pemerintah kota, TNI, Polri, serta donatur lainnya. Pengungsi dapat mengakses makanan secara rutin, baik pagi, siang, maupun malam hari. Ketersediaan bahan pangan seperti beras, mi instan, telur, dan sayuran masih terjaga.
Fasilitas pengungsian dinilai cukup layak. Selain tenda, pengungsi menerima matras lipat untuk tempat tidur. Fasilitas MCK darurat juga telah dibangun pascabencana dengan dukungan instansi terkait, termasuk dinas teknis.
Ketersediaan air bersih masih aman karena memanfaatkan sumber air pegunungan, sementara pasokan listrik yang sempat terganggu kini telah kembali normal.
Meski kebutuhan pangan dan logistik relatif terpenuhi, sebagian pengungsi menyampaikan harapan adanya bantuan langsung tunai.
Bantuan tersebut dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan lain yang tidak tercakup dalam bantuan barang, terutama menjelang akhir tahun dan perayaan Natal, seperti kebutuhan anak-anak dan keperluan keluarga.
Pemerintah daerah bersama instansi terkait terus melakukan pendampingan dan pemantauan di lokasi pengungsian. Warga diimbau tetap waspada, terutama saat hujan turun, mengingat potensi longsor susulan masih dapat terjadi di wilayah terdampak.
Proses pemulihan pascabencana masih terus berlangsung, dengan harapan para pengungsi dapat segera kembali ke kehidupan normal secara bertahap.