ADVERTISEMENT
Advertnative
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Prabowo Subianto menilai demokrasi yang dianut di Indonesia tidak ditunjukkan dengan "gontok-gontokan" atau saling adu kekuatan manakala ada pendapat yang berbeda, dan tidak pula ditunjukkan dengan saling mencaci-maki, dan mencari-cari kesalahan.
Menurut Prabowo, demokrasi di Indonesia dipraktikkan dengan cara-cara yang santun, sebagaimana diajarkan dalam pepatah Jawa, mikul dhuwur mendem jero, yaitu memuliakan para pendahulu, dan tidak mengumbar-umbar kesalahan atau kelemahan mereka.
"Demokrasi Indonesia yang sebenarnya bukan demokrasi gontok-gontokan, bukan demokrasi caci-maki, bukan demokrasi mencari-cari kesalahan, mencari-cari kelemahan, (melainkan) kita mikul dhuwur mendem jero. Saudara-saudara itu demokrasi Indonesia," kata Presiden Prabowo saat berbicara di hadapan para ketua umum partai politik dan politikus dalam acara penutupan Kongres PSI di Surakarta, Jawa Tengah, mengutip Antara pada Senin.
Presiden kemudian mengingatkan persatuan bangsa, sebagaimana digaungkan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, harus menjadi tujuan berdemokrasi.
Artinya, perbedaan-perbedaan yang ada tetap harus disatukan dengan kecintaan terhadap tanah air.
"Kita Bhinneka Tunggal Ika, kita beberapa berbeda, tetapi kita bersatu dalam cinta tanah air. Kita kompetisi baik, boleh dan harus, kompetisi kita, (tetapi tetap) bersatu mengabdi kepada bangsa dan rakyat Indonesia," sambung Presiden Prabowo.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo pun memuji proses pemilihan ketua umum yang berjalan di internal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), karena menurut Presiden, proses itu berjalan demokratis dan rukun.
Load more