Anak Susah Puasa Ramadhan Dijanjikan Hadiah agar Berpuasa, Memangnya Boleh? Ini Jawaban Buya Yahya
- Istimewa
tvOnenews.com - Para orang tua mempunyai tugas kepada anak, setidaknya melatih diri anak-anaknya untuk puasa Ramadhan, terkhusus bagi buah hatinya telah baligh.
Ada anak yang kadang-kadang susah menjalankan puasa selama Ramadhan, sehingga orang tuanya menjanjikan mereka dengan hadiah agar berpuasa.
Buya Yahya menyebutkan tidak sedikit orang tua yang sifatnya memaksa, sampai-sampai menjanjikan hadiah kepada anak. Cara ini akan berdampak ibadah puasa yang dijalani anaknya tidak ikhlas.
"Tidak bisa seperti itu, apalagi menjanjikan hadiah kepada anak sebenarnya bagus, tetapi akan mempengaruhi ketulusan ibadah anaknya sendiri." ujar Buya Yahya dilansir tvOnenews.com dari channel YouTube Al-Bahjah TV, Kamis (27/2/2025).
Buya Yahya mewajari tidak semua anak-anak yang rajin berpuasa, sehingga masih belum terbiasa ibadah puasa selama Ramadhan. Cara melatih anak untuk puasa, setidaknya dengan cara pendekatan.
Pendekatan orang tua menjadi faktor penting agar anak benar-benar ikhlas, karena mereka sudah terbiasa berpuasa jika sudah dewasa, terkhusus bagi anak yang sudah baligh.
Pendekatan kepada Anak untuk Puasa Bukan Berupa Hadiah
- iStockPhoto
Â
Buya Yahya menyebutkan anak yang dapat menikmati puasa, maka bisa memberikan rasa kebahagiaan dialami oleh mereka, sehingga pendidikan yang diterima sangat tepat, bukan semata karena hadiah.
"Imbau dan ajak dengan rasa senang sehingga ibadah akan dinikmati suatu saat nanti," terang dia.
Cara melatih anak untuk berpuasa lewat hadiah, menurut Buya Yahya, sangat sulit membentuk inovasi anak untuk menjalankan ibadah puasa ke depannya.
Buya Yahya menyebutkan anak yang dilatih untuk berpuasa, tetapi motivasinya karena hadiah, maka sulit membentuk keikhlasan dari anaknya terkait pentingnya ibadah puasa selama Ramadhan.
Tak hanya itu, pengasuh LPD Al Bahjah ini menyebutkan puasa diiming-imingi hadiah, ibadahnya sekadar berharap untuk mendapat imbalan, tetapi ibadahnya tidak semata karena Allah SWT.
Sikap Orang Tua Melatih Anak agar Puasa Ramadhan
- iStockPhoto
Â
Buya Yahya menyebutkan para orang tua tidak perlu memaksa, dengan catatan bagi anak yang belum baligh atau masih berusia 7 tahun.
Menurutnya, anak juga masih membutuhkan nutrisi dan energi yang meningkat setiap harinya, sehingga perkembangannya dapat bertumbuh dengan baik.
Ketika anak tidak kuat menahan rasa lapar dan dahaga, bahkan energinya sudah habis saat berpuasa, para orang tua harus memperbolehkan buah hatinya membatalkan ibadah puasanya.
Tak heran, rata-rata anak kecil belum baligh saat berpuasa hanya bertahan sampai setengah hari. Mereka membatalkan ibadahnya sekitar pukul 12.00 siang hari.
Buya Yahya bertandas, orang tua harus bersikap, apabila puasanya batal hari ini, setidaknya memberikan motivasi kepada anak seolah-olah mampu menahan lapar dan dahaga di keesokan harinya.
Waktu Ideal Anak Menjalankan Puasa Ramadhan
- Freepik
Â
Dilansir tvOnenews.com dari laman Emc Healthcare, sejumlah pakar psikologi berpendapat usia anak yang ideal mengetahui ibadah puasa sedari usia 3 tahun.
Anak kecil berusia 3 tahun memang belum memahami apa itu puasa, namun orang tua memberikan pemahaman lewat suasana, semisal memperlihatkan kegiatan sahur, buka puasa, dan shalat Tarawih.
Saat beranjak ke usia 4 tahun, anak boleh mendapat pendidikan tentang ibadah puasa, bahkan sudah bisa mengerjakan ibadah wajibnya di bulan Ramadhan.
Namun demikian, pendidikan puasa untuk anak berusia 4 tahun ada syaratnya. Orang tua cukup melatih mereka setidaknya hanya cukup 3-4 tahun.
Pendidikan wajib bagi anak melatih puasa paling ideal apabila buah hatinya telah menginjak usia 7-8 tahun, karena akan mulai beranjak ke dewasa dan persiapan baligh. Pelatihan ini berguna agar anak tidak kaget lagi saat Ramadhan.
(hap)
Load more