Jakarta, tvOnenews.com – Presiden prabowo Subianto menegaskan tidak akan ragu mencopot atau memecat pejabat yang dinilai tidak kompeten, tidak setia pada amanat rakyat, serta terlibat dalam praktik korupsi, penyelundupan, dan penyalahgunaan kekuasaan.
Pernyataan tegas itu disampaikan Presiden saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Papua, Selasa lalu.
Presiden menekankan bahwa ketegasan tersebut merupakan bagian dari upaya menjaga kekayaan negara agar tidak bocor akibat perilaku oknum pejabat yang memperkaya diri sendiri maupun kelompoknya.
Prabowo menegaskan, dirinya tidak akan memandang latar belakang partai, suku, agama, maupun ras dalam mengambil tindakan tegas terhadap pejabat yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik.
Presiden juga mempersilakan pejabat yang tidak setia menjalankan amanat rakyat untuk mundur dari jabatannya, seraya menegaskan bahwa jabatan publik merupakan bentuk pengabdian kepada negara dan rakyat.
Pernyataan tersebut memunculkan beragam respons publik. Sejumlah pengamat menilai ultimatum Presiden bisa menjadi pendorong kedisiplinan dan kinerja pejabat, namun sebagian pihak juga mempertanyakan apakah ketegasan itu akan diikuti dengan langkah nyata atau hanya berhenti sebagai pernyataan politik.
Kepala Staf Kepresidenan melalui staf khususnya menegaskan bahwa pernyataan Presiden bukan sekadar retorika.
Evaluasi kinerja pejabat, termasuk menteri dan kepala daerah, disebut dilakukan secara berkelanjutan melalui laporan internal, pemantauan kebijakan, serta respons masyarakat di media sosial dan media arus utama.
Sementara itu, Direktur Komunikasi Deep Intelligence Research menilai pernyataan Presiden mendapat respons luas di media sosial.
Berdasarkan analisis percakapan digital, publik disebut menunjukkan sentimen campuran, antara apresiasi terhadap ketegasan Presiden dan tuntutan agar pernyataan tersebut diwujudkan dalam tindakan nyata.
Pengamat politik UIN Jakarta menilai pernyataan Presiden merupakan ultimatum politik yang serius. Ia menyoroti bahwa selama setahun terakhir, Presiden Prabowo telah melakukan tiga kali perombakan kabinet, yang dinilai sebagai bukti bahwa evaluasi kinerja dijalankan secara nyata.
Menurutnya, pernyataan Presiden juga berkaitan erat dengan isu pengelolaan sumber daya alam yang selama ini dinilai belum optimal dan rawan penyelewengan. Jika ketegasan tersebut konsisten diterapkan, publik disebut akan memberikan dukungan yang kuat.
Hingga kini, masyarakat masih menantikan apakah pernyataan tegas Presiden Prabowo akan diikuti dengan langkah konkret dalam waktu dekat, termasuk kemungkinan evaluasi lanjutan terhadap pejabat yang dinilai tidak memenuhi ekspektasi kinerja publik.