Jakarta, tvOnenews.com - Karut marut penvelenggaraan Spmb di sejumlah daerah. 120 calon siswa kena prank saat daftar.
Sebanyak 120 calon siswa yang hendak melakukan daftar ulang ke sekolah menengah atas Negeri 1 Giri Banyuwangi, Jawa Timur kena prank akibat server error.
Sementara di SMP Negeri 2 Brebes, Jawa Tengah, para orang tua mendapatkan kendala dalam pembuatan akun pendaftaran.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengklaim telah menganulir beberapa siswa dari sekolah tujuan di beberapa daerah pada SPMB tahap 1 di Jawa Barat.
Dari tiga jalur seleksi, domisili, mutasi, dan jalur afirmasi di Jawa Barat menyebut ada kecurangan yang dilakukan oleh calon murid.
Sementara SPMB tahap kedua telah dibuka pada tanggal 1 Juli 2025. SPMB tahap kedua ini akan lebih ketat untuk calon siswa masuk ke sekolah tujuan khususnya SMA. Calon peserta akan dihitung jumlah nilai rapor dan juga hasil tes tersebut.
Pada SPMB tahun ini, Dinas Provinsi Jawa Barat membuka kuota sekolah negeri sebanyak 322.000 yang dibagi beberapa jalur.
Seperti halnya di SMP Negeri 2 Brebes, Jawa Tengah, pada hari kedua pendaftaran sistem penerimaan murid baru atau SPMB, sudah lebih dari 500 calon murid baru yang sudah mendaftarkan diri.
Mayoritas mereka tidak datang ke sekolah, akan tetapi memilih melalui online. Orang tua mengaku hanya ada kendala sedikit, yakni pembuatan akun pendaftaran.
Namun beruntung pihak sekolah membantu proses pembuatan akun. SMP Negeri 2 Brebes menargetkan jumlah pendaftar mencapai 1.000 orang pendaftar.
Sementara pihak sekolah hanya menerima 380 murid baru dan 38 murid baru untuk kelas khusus olahraga.
Dari total 77 SMP Negeri di Brebes untuk tahun ini sudah menggelar SPMB online, termasuk sekolah-sekolah di desa-desa yang masih kesulitan jaringan internet.
Sebanyak 120 calon siswa yang hendak melakukan daftar ulang ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Giri Banyuwangi, Jawa Timur kena prank sistem penerimaan peserta didik baru PPDB Provinsi Jawa Timur.
Sejumlah wali murid yang datang bersama anaknya yang mendapatkan notifikasi diterima sebagai siswa di SMP Negeri 1 Giri itu mengaku terkejut saat tiba di sekolah.
Bahkan ada wali murid yang berdebat dengan pihak sekolah karena anaknya ternyata tidak diterima di sekolah tersebut.
Menurut pihak sekolah, mereka sudah kehabisan kuota tambahan lantaran seluruh kursi telah terisi. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Giri menyebut ada kesalahan sistem pada server.