Kolaborasi Kementan dan Ulama MUI Diperkuat, Wujudkan Indonesia Mandiri Pangan
- Istimewa
Ia menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan perluasan lahan produktif hingga 870 ribu hektare di seluruh Indonesia dengan dukungan anggaran sekitar Rp10 triliun, termasuk untuk hilirisasi komoditas perkebunan.
Untuk mempercepat koordinasi, Mentan Amran meminta MUI menunjuk satu pintu komunikasi yang terintegrasi.
Mentan Amran turut memaparkan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional periode Januari–Desember 2025 mencapai 34,77 juta ton, posisi terbaik sepanjang sejarah Indonesia.
Sementara itu, lembaga internasional seperti USDA dan FAO turut memproyeksikan prospek positif bagi produksi beras nasional.
USDA memperkirakan produksi 2024–2025 mencapai 34,6 juta ton, sementara FAO memproyeksikan peningkatan hingga 35,6 juta ton pada musim tanam 2025–2026.
Selain itu, Mentan Amran menegaskan pentingnya hilirisasi sebagai pilar utama kemandirian bangsa.
Ia mencontohkan hilirisasi kelapa yang mendongkrak nilai ekonomi secara signifikan.
“Harga kelapa mentah hanya Rp3.000 per butir. Tapi kalau diolah jadi coconut milk atau coconut water, nilainya bisa Rp40.000 hingga Rp50.000 per butir. Nilai tambah ini sangat besar dan langsung berdampak pada kesejahteraan petani,” jelas Mentan Amran.
Ketua Umum MUI KH. Anwar Iskandar mengapresiasi langkah strategis Kementan yang dinilainya sejalan dengan amanah kemandirian bangsa.
“Kemandirian mencakup ekonomi, pertanian, politik, dan lainnya. Apa yang dilakukan Pak Menteri pertanian ini adalah bagian dari kemandirian itu. Indonesia memiliki potensi luar biasa, dan jika dioptimalkan, bukan hanya mandiri tetapi bisa menjadi negara maju bahkan superpower,” ujarnya.
KH. Anwar menegaskan bahwa program pertanian yang dijalankan Kementan merupakan bentuk rasa syukur atas karunia Allah berupa potensi alam Indonesia yang sangat kaya, yang harus dijaga melalui persatuan, kerukunan, dan sinergi ulama–pemerintah.
Kolaborasi ulama dan pemerintah diyakini menjadi fondasi penting dalam menghadapi krisis moral, memberantas mafia pangan, memperkuat ketahanan pangan, dan membawa Indonesia menuju kemandirian serta posisi sebagai kekuatan besar dunia.
Load more