Program Listrik Desa Milik Bahlil Dinilai Jadi Bukti Nyata Pemerataan Energi di Era Prabowo-Gibran
- Tim tvOnenews/Abdul Gani Siregar
Dengan berbagai capaian tersebut, Taufik menegaskan program listrik desa menjadi tonggak penting menuju swasembada energi nasional. Pemerintah dinilai berhasil menciptakan keadilan energi yang mendorong aktivitas ekonomi dari desa hingga kota.
Dukungan senada datang dari ekonom UNSRI, M. Subardin, yang menilai peningkatan akses listrik terbukti mempercepat produktivitas masyarakat desa dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kalau dilihat dari elastisitas energi listrik terhadap pertumbuhan ekonomi, itu tinggi sekali. Setiap 1 persen kenaikan konsumsi listrik akan mendorong pertumbuhan ekonomi PDB per kapita 1 persen. Karena hampir semua aktivitas masyarakat sekarang memerlukan listrik,” jelas Subardin.
Sebelumnya, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa pemerintah menargetkan pembangunan infrastruktur kelistrikan di 1.285 desa hingga akhir 2025 sebagai bagian dari program pemerataan energi nasional.
“Target Bapak Presiden Prabowo yang kami terjemahkan dalam arah kebijakan adalah penyelesaian pemerataan listrik di seluruh Indonesia pada 2029–2030,” kata Bahlil, Jumat (17/10/2025).
Bahlil memastikan program tersebut akan terus dikebut agar 5.758 desa dan 4.310 dusun segera bebas dari kegelapan.
“Kami ingin seluruh rakyat merasakan manfaat listrik secara merata untuk meningkatkan kualitas hidup,” tegasnya.
Program listrik desa di bawah kepemimpinan Bahlil kini dipandang bukan hanya sebagai infrastruktur energi, tetapi simbol keadilan sosial dan pemerataan pembangunan, langkah konkret menuju Indonesia terang dan mandiri energi. (agr/aag)
Load more