Polda Metro Jaya Soal Beredar Hasil Autopsi Diplomat Kemlu ADP di Medsos, Hoaks?
- tvOnenews.com/Rika Pangesti
Jakarta, tvOnenews.com – Polda Metro Jaya angkat bicara perihal beredarnya informasi di media sosial yang menyebutkan hasil autopsi kematian diplomat Kementerian Luar Negeri, ADP (39).
Dalam informasi tersebut, hasil autopsi itu juga diklaim berasal dari National Security Agency (NSA) dan disebut penyebab kematian korban ADP bukan bunuh diri, melainkan dibunuh.
Terkait hal itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menegaskan bahwa informasi hasil autopsi yang beredar di media sosial itu tidak resmi dan bukan dari pihak kepolisian.
"Yang menyampaikan itu siapa? Silakan ditanyakan ke yang menyampaikan ya. Yang jelas fakta-faktanya itu yang kami temukan, nanti saat pemeriksaan ini sudah selesai semua. Tadi ada beberapa ahli yang dilibatkan. Beberapa hasil sudah ada di tangan penyelidik," ungkap Ade Ary saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (24/7).
Terkait informasi yang beredar di media sosial, Ade Ary tidak menyebutnya hoaks atau berita bohong. Hanya saja, ia menegaskan bahwa informasi tersebut akan menjadi bahan pertimbangan penyelidik.
“Saya tidak bisa menyebut (hoaks) ya, atau tidak bisa mengomentari, yang jelas itu akan menjadi bagian yang didalami oleh penyelidik. Kami imbau masyarakat agar bijak bermedsos dan hati-hati menyikapi informasi,” kata Ade.
"Namun setiap informasi sekecil apapun itu akan menjadi bahan pertimbangan penyelidik untuk melengkapi fakta dalam mengungkap peristiwa ini," sambungnya.
Eks Kapolres Metro Jakarta Selatan itu juga menegaskan bahwa hingga saat ini, proses penyelidikan masih berlangsung dengan melibatkan beberapa ahli di bidangnya.
"Beberapa hasil sudah ada di tangan penyelidik. Ya beberapa hasil ahli sudah, tapi beberapa belum, nanti setelah lengkap semua akan dijelaskan semuanya. Ya masing-masing ahli akan kami undang untuk menjelaskan hasil pemeriksaannya berdasarkan kompetensi keahliannya," bebernya.
Kendati demikian, ia menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang telah memberikan informasi. Namun, ia menegaskan bahwa penyelidikan dilakukan dengan prinsip ilmiah.
“Kami tidak boleh lari dari prinsip pengungkapan berbasis ilmiah, scientific crime investigation, dengan melibatkan berbagai ahli, pengumpulan fakta, dan metode pembuktian yang rigid serta hati-hati, agar proses ini dapat kami pertanggungjawabkan,” tegas Kombes Ade Ary.
Load more