DPR Kuliti Pertamina, Mulai Pertanyakan Grup WhatsApp "Orang-Orang Senang" hingga Kontrak Oplosan
- istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Ada hal yang mengejutkan pada saat rapat kerja Komisi VI DPR RI dengan Pertamina di Gedung Nusantara I, Komplek DPR, Senayan, pada Selasa (11/3/2025).
Pada rapat itu, tampak DPR RI sedang menguliti tingkah Pertamina. Tak lain mempertanyakan soal keresahan masyarakat saat ini, karena mencuatnya korupsi besar-besaran di tubuh Pertamina.
Dalam rapat itu, Komisi VI mempertanyakan soal adanya sebuah grup WhatsApp bernama Orang-orang Senang, kepada Direktur Pertamina, Simon Aloysius Mantiri.
Hal itu ditanya langsung oleh anggota Komisi VI DPR Mufti Anam ketika rapat dengan PT Pertamina (Persero).
Awalnya, Mufti Anam mempertanyakan adanya kontrak kerjasama antara Pertamina dan perusahaan swasta soal minyak oplosan yang mereka kerjakan.
“Bahkan yang kemarin yang terupdate ditemukan juga adanya kontrak oplosan antara Pertamina dengan pihak swasta yang sudah berjalan sejak tahun 2017,” beber Mufti Anam.
Pihaknya berharap ada penjelasan yang terang benderang dari Pertamina soal adanya kerjasama tersebut.
“Karena jika benar, maka ini adalah orkestrasi kejahatan totalitas yang masif, dan terstruktur Pak. Dari hulu ke hilir yang sudah terjadi bertahun-tahun ini, di mata kami bukan hanya sekedar korupsi, merugikan negara tapi ini adalah korupsi yang merugikan menyakiti dan mengkhianati rakyat,” bebernya.
Selain itu, Mufti beberkan adanya temuan grup Whatsapp dari para petinggi Pertamina yang di dalamnya terkesan membagi-bagi hasil kejahatan mereka.
“Kita bahkan tadi malam Pak Simon, ketika kami mau tidur pak, kami mendengar satu berita di-share di grup oleh kawan kami. Menangis hati kami. Sampeyan tahu apa yang ada di grup kami itu Pak? Pernyataan dari Kejaksaan Agung bahwa mereka menemukan grup WA yang judul grupnya adalah orang-orang senang, naudzubillah min syarri dzalik, Pak,” ujarnya.
“Jadi ternyata mereka melakukan selama ini dengan kesadaran Pak dengan menari-nari di atas penderitaan rakyat dengan merampok bukan hanya dari negara tapi dari rakyat kami,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, terungkap grup WhatsApp bernama "Orang Orang Senang" milik tersangka kasus korupsi Pertamina di tengah publik, hingga menuai berbagai reaksi komentar dari warganet.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, anggota grup WhatsApp Orang Orang Senang itu berisikan para petinggi atau pihak Sub Holding Pertamina.
Seperti diketahui, kasus korupsi impor minyak mentah Pertamina begitu menyita perhatian publik.
Bahkan, Kejagung menyebutkan kerugian negara sebesar Rp 193,7 triliun pada 2023 saja. Sementara, periode terjadi dugaan korupsi sejak 2018 silam.
Ironisnya, di tengah perkembangan penyidikan Kejagung, merebak pula isu adanya grup WhatsApp bernama Orang Orang Senang, yang terdiri anggotanya dari para pejabat sub holding Pertamina yang telah menjadi tersangka kasus korupsi Pertamina.
Adapun dalam grup tersebut terdiri dari, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga (PPN) Riva Siahaan, Direktur Optimasi Feedstock & Produk PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Sani Dinar Saifuddin.
Selain itu, juga bergabung dalam grup WhatsApp "Orang Orang Senang" itu adalah Direktur PT Pertamina Internasional Shipping Yoki Firnandi. Kemudian Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga Maya Kusmaya.
VP trading operation PT Pertamina Patra Niaga Edward Corne dan VP Feedstock Management PT KPI Agus Purwono juga ada di dalam grup WhatsApp itu.
Kemudian, selain enam tersangka dari petinggi sub holding Pertamina, Kejaksaan Agung juga menetapkan tiga orang tersangka kasus korupsi impor minyak mentah Pertamina dari pihak swasta.
Ketiga tersangka tersebut adalah Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa Muhammad Kerry Andrianto Riza. Kerry merupakan putra dari bos minyak Riza Chalid.
Lalu, tersangka lainnya adalah Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim Dimas Werhaspati dan Komisaris PT Jenggala Maritim sekaligus PT Orbit Terminal Merak Gading Ramadan Joede.
Akan tetapi, ketiga tersangka dari pihak swasta ini tak ada dalam grup WhatsApp "Orang Orang Senang"
Menyikapi hal ini, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Harli Siregar mengaku mendengar adanya grup WhatsApp bernama "Orang Orang Senang" beranggotakan tersangka korupsi impor minyak itu.
Lantas, apa saja detail pembahasan dalam grup WhatsApp itu? Adakah pembicaraan yang menguak proses korupsi dan keterlibatan pihak lain?
Sayangnya, Harli mengaku tidak mengetahui banyak terkait isi substansi pembahasan dalam grup WhatsApp "Orang Orang Senang" itu.
"Saya dengar, tapi kurang tahu detailnya,” kata Harli kepada media, Kamis, (6/3/2025).
Lanjut Harli jelaskan, penyidik kejaksaan masih terus melakukan penyidikan kasus dugaan korupsi impor minyak mentah ini.
Penyidik diburu tenggat waktu, sehingga fokus pada tersangka yang sudah ada.
Penyidik masih berupaya mendalami informasi tindak pidana korupsi dari sembilan tersangka yang sudah ditahan. (aag)
Load more