Strategi kedua adalah melindungi pekerja migran dengan memberikan perlindungan selama proses migrasi dan menghargai kontribusi mereka bagi masyarakat serta ekonomi di negara asal maupun tujuan.
"Kami menyambut baik diadopsinya Deklarasi Vientiane tentang Mobilitas Keterampilan, Pengakuan, dan Pengembangan bagi Pekerja Migran untuk memfasilitasi akses terhadap mobilitas keterampilan dan pengembangan bagi pekerja migran dari semua tingkat keterampilan," ungkap Fachrurozi.
Strategi ketiga berfokus pada penyelarasan rencana kerja menjelang akhir periode ALMM 2021-2025. Rencana kerja berikutnya akan diformulasikan di bawah kepemimpinan Singapura dan diharapkan sejalan dengan ASEAN Community Vision 2045 serta pilar-pilar Rencana Strategis ASEAN.
Fachrurozi juga mengucapkan selamat kepada Singapura yang telah mengambil alih posisi Ketua ALMM untuk periode 2024-2026 dengan tema "Memperkuat Ketahanan dan Mempromosikan Inovasi." "Indonesia berkomitmen untuk mendukung Singapura dan bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya guna mencapai agenda dan kepentingan bersama," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Indonesia juga memperkenalkan tindak lanjut atas beberapa inisiatif sebelumnya, seperti penyelesaian Dokumen Pedoman ASEAN tentang Perlindungan Pekerja Migran dan Keluarga dalam Situasi Krisis, serta dokumen terkait daya saing dan ketahanan tenaga kerja dalam menghadapi pekerjaan masa depan.
Dengan berbagai strategi ini, Indonesia berharap dapat memperkuat peran ASEAN dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, aman, dan adaptif bagi semua tenaga kerja, sekaligus mendukung transformasi ekonomi yang berkelanjutan di kawasan. (rpi)
Load more