Hati-Hati! Ini 5 Bagian Tubuh yang Paling Sering Cedera saat Main Padel dan Cara Mencegahnya
- Pexels/Kindel Media
tvOnenews.com - Padel tenis adalah olahraga yang sangat adiktif karena permainannya yang cepat dan seru.
Namun, di balik kegembiraan mengejar bola di antara dinding kaca, ada risiko fisik yang mengintai, terutama bagi mereka yang belum terbiasa dengan gerakan eksplosif.
Hal ini karena padel melibatkan banyak gerakan berhenti-mulai (stop-and-go), rotasi mendadak, dan pukulan di atas kepala, beberapa bagian tubuh menjadi sangat rentan.
Mengetahui titik lemah ini adalah langkah pertama untuk tetap bugar dan bisa terus bermain dalam jangka panjang. Berikut adalah lima bagian tubuh yang paling rawan cedera saat bermain padel.
1. Siku (Padel Elbow)
{{imageId:386935}}
Mirip dengan tennis elbow, cedera ini terjadi karena peradangan pada tendon di area siku. Penyebab utamanya adalah teknik memukul yang salah, seperti terlalu mengandalkan pergelangan tangan, atau penggunaan raket yang terlalu berat. Getaran saat bola mengenai raket yang tidak pas dapat menjalar ke siku dan menyebabkan nyeri kronis jika dibiarkan.
2. Pergelangan Kaki (Ankle Sprain)
{{imageId:386938}}
Gerakan lateral atau menyamping yang mendadak adalah menu utama dalam padel. Pemula seringkali mengalami terkilir atau keseleo karena berpindah arah terlalu cepat tanpa posisi kaki yang stabil. Penggunaan sepatu lari biasa di lapangan padel yang berpasir sering menjadi pemicu utama karena kurangnya dukungan samping (lateral support).
3. Bahu (Rotator Cuff)
{{imageId:386934}}
Pukulan smash dan bandeja (pukulan khas padel) mengharuskan lengan bergerak di atas kepala secara berulang. Gerakan repetitif dengan tenaga besar ini dapat membebani otot-otot rotator cuff di bahu. Jika otot bahu tidak cukup kuat atau tidak dipanaskan dengan benar, risiko robekan kecil pada tendon sangat mungkin terjadi.
4. Punggung Bawah (Lower Back)
{{imageId:389376}}
Posisi siap dalam padel mengharuskanmu sedikit membungkuk dan menekuk lutut. Selain itu, banyak gerakan memutar tubuh (torsion) saat mengambil bola yang memantul dari kaca belakang. Tanpa kekuatan otot inti (core) yang baik, tekanan berlebih akan berpindah ke tulang belakang bagian bawah, yang sering menyebabkan nyeri atau saraf terjepit.
5. Lutut (Jumper’s Knee)
{{imageId:386936}}
Lutut bekerja keras untuk meredam guncangan saat kamu melompat atau melakukan pengereman mendadak. Pada lapangan yang keras, beban pada tendon patela bisa meningkat. Gejala awalnya biasanya berupa nyeri di bawah tempurung lutut yang muncul setelah pertandingan selesai.
Cara terbaik menghindari cedera di atas adalah dengan melakukan pemanasan dinamis minimal 10-15 menit sebelum masuk lapangan.
Selain itu, latihan penguatan otot (strength training) di luar lapangan sangat disarankan untuk membangun "perisai" bagi sendi-sendimu. (ism)
Load more