Sebentar Lagi Bulan Syawal, Dahulukan Qadha Puasa Ramadhan atau Puasa Syawal? Ternyata Kata Ustaz Adi Hidayat…
- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
ayyâmam ma‘dûdât, fa mang kâna mingkum marîdlan au ‘alâ safarin fa ‘iddatum min ayyâmin ukhar, wa ‘alalladzîna yuthîqûnahû fidyatun tha‘âmu miskîn, fa man tathawwa‘a khairan fa huwa khairul lah, wa an tashûmû khairul lakum ing kuntum ta‘lamûn
Artinya: "(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui"
“Maka bentuk qadha yang sifatnya wajib dengan yang Syawal yang sifatnya sunnah didahulukan yang qadha,” ujarnya.
- YouTube
Apabila dilihat dari segi periode waktu, maka qadha puasa Ramadhan memang lebih panjang dari pada pelaksanaan puasa Syawal.
“Ada kurang lebih 11 bulan mendatang, dari Syawal sampai bertemu nanti dengan bulan Syaban berikutnya. Tetapi. Penting diingat bahwa kita tidak dapat menentukan kapan ajal itu tiba,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat mengingatkan agar segera mengganti utang puasa wajib. Sebab, tidak ada yang tahu mengenai kapan ajal akan datang.
Dalam Islam, segala jenis utang harus segera dibayar. Maka dianjurkan untuk membayar puasa Ramadhan di awal bulan sebelum menunaikan puasa Syawal.
“Lebih baik selesaikan qadhanya, kemudian setelah selesai qadha baru kemudian kita memasuki puasa Syawal dengan kadar waktu yang tersisa dan dilakukan ikhlas karena Allah SWT,” pungkasnya. (kmr)
Load more