"Tapi kalau anjing yang menjilatnya, maka baru dibasuh dengan tujuh basuhan, salah satu menggunakan tanah," sambungnya menerangkan.
Merujuk dari mazhab ulama, UAH mulai memahami air liur hewan yang ukurannya kecil tidak mengandung najis. Hal ini berbeda dengan anjing sebagai hewan berukuran besar.
"Kapan kemudian muncul keterangan? Jadi maaf air pipis kucing. Nah itu kitab pernah disalin lagi teman-teman sekalian. Namun, salinannya tidak mengacu pada manuskrip, ada pecahan-pecahan," bebernya.
"Saat disalin itulah muncul versi kitab, berubah dari kata qaul jadi baul, jadi baulul hurrah. Baulul itu artinya air pipis. Maka berubah terjemahan, air pipisnya kucing itu suci. Di sini bencana mulai muncul," pungkasnnya.
(udn/hap)
Load more