Namun demikian, Buya Yahya menyanggah tentang najis dari kucing berdasarkan pada zaman Rasulullah SAW. Kebetulan beliau saat itu sedang mengerjakan tawaf.
"Jadi pada zaman nabi itu benar tawaf itu dianggap termasuk makhluk yang biasa mondar-mandir," ucapnya.
Jika tetap bersikeras memeluk kucing, Buya Yahya tidak menyalahkan saat merawat hewan menggemaskan ini dengan penuh kasih sayang.
Ia menyinggung tentang bulu yang berfungsi untuk menghalangi najis. Apalagi jika ada orang merawat kucing berbulu lebat.
Ia menuturkan najis dari kucing rentan terkena tubuh atau pakaian apabila baru mengeluarkan kotoran dari duburnya.
"Sebab najis tidak akan pindah kecuali basah dengan basah itu pun di wilayah yang terkena najis," paparnya.
Ia menyarankan sebisa mungkin kondisi tangan saat memeluk kucing sedang kering atau tidak basah agar tidak rentan terkena kotorannya.
"Tapi nanti itu bagian itunya kan nyentuh saya, kering dengan kering enggak ada masalah," bebernya.
Load more