Ngeri, Begini Ciri Fisik Orang yang Punya Penyakit Hati Kata Ustaz Khalid Basalamah, Biasanya Suka...

tvOnenews.com - Penyakit hati seperti iri, dengki, hasut, marah, dan dendam ternyata menjadi sebab banyaknya penyakit fisik. Ustaz Khalid Basalamah menjelaskan perkara tersebut dengan rinci.

Sebagaimana tertera dalam hadis Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, tentang hati yang artinya:

“Di dalam jasad manusia ada gumpalan darah kalau dia baik maka akan baik semuanya. Dia seperti rajanya. Dan kalau dia buruk maka akan buruk semuanya itulah hati,” kata Ustaz Khalid Basalamah. 

Lebih lanjut, para ulama membahas panjang lebar hadis di atas bahwasanya hati yang diisi dengan penyakit hati dan dosa-dosa itu akan merusak seluruh anggota badannya.

Menurut Ustaz Khalid Basalamah, penyakit hati akan pengaruhi fisik dari rambut sampai kaki. 

“Mukanya, paras wajahnya akan berubah. Orang yang biasa iri dan dengki wajahnya beda dengan orang yang hatinya bersih. Ada cahaya-cahaya keimanan di situ di wajahnya,” jelasnya. 

“Efek dari hati yang diisi dengan kemaksiatan itu akan berpengaruh kepada fisik mulai dari rambut sampai ke kaki,” imbunya.

Maka dari itu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pada saat meninggal di usia 63 tahun tidak punya uban kecuali hanya tiga lembar.

“Kalau kita kaji lebih dalam sebagaimana para ulama hadis mengatakan apa sebabnya Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  tidak memiliki uban kecuali tiga lembar di umur 63 tahun tidak lain karena bersih hatinya,” terangnya.

“Dan secara ilmiah terbukti uban itu datang karena banyaknya beban pikiran. Kalau tidak, ada kesalahan teknis dari penggunaan zat-zat ilmiah di rambutnya itu. Mungkin kayak sekarang gonta-ganti sampo,” tambahnya.

Tapi pemicu umumnya adalah mereka yang selalu dipenuhi beban pikirannya dan penyakit iri, hati, dengki, dan hasut.

“Kok bisa ya, dia dapat jabatan. Kok bisa ya dia punya mobil. Kok bisa ya dia punya istri atau suami seperti itu. Itu ubannya luar biasa tuh,” tegasnya. 

Dalam hadis lain, istri Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم Aisyah radiallahu anha menjelaskan bahwa Nabi tidak pernah marah kecuali hukum Allah dilanggar. 

“Kalau yang berhubungan dengan urusan dunia enggak pernah beliau marah. Lebih banyak memaafkan,” terangnya. 

Sampai ada seorang sahabat yang datang mengadu kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tentang pegawainya di kebun kurma yang selalu salah dalam melakukan tugasnya sehingga membuat kerugian. 

“Berapa kali kami harus memaafkan pegawai yang seperti itu? Apa jawaban Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ? Maafkan mereka walaupun sampai 70 kali bukan langsung pecat,” kata Ustaz Khalid Basalamah.

Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam hadisnya yang lain juga dengan tegas melarang seseorang untuk marah dan memerintahkan mudah memaafkan.

“Dalam agama kita kalau ada seseorang berbuat jahat dengan kita jangan balas kejahatan dengan kejahatan. Enggak boleh orang gunjing kita kita balas dengan gunjing. dia dosa, kita dosa juga,” ucap Ustaz Khalid Basalamah. 

Pasalnya dosa atau penyakit hati itu memiliki efek jera yang dahsyat bagi pelakunya.

“Kalau kita mencuri sejuta hukumannya bukan Allah akan ambil sejuta dari kita. Tapi Allah akan buat kita masuk rumah sakit yang biayanya 100 juta,” terangnya.

“Efek jera dari berbuat zina, Allah bisa menghukum dia dengan sebulan sakit,” tambahnya.

Apalagi misalnya menyakiti seseorang atau makhluk yang lebih lemah karena dia menganggap dirinya mempunyai kekuatan. 

“Jadi jangan sampai kita menganggap orang buat dosa itu oke-oke saja. Sebab taubat itu hanya membersihkan kita dari hukuman hari kiamat, tapi di dunia harus ada pembersihan tidak bisa tidak,” katanya.

Tidak ada dosa yang tidak punya efek jera. Pasti ada sekecil apapun. Tentu efek jeranya tidak sesuai dengan kadar perbuatan tapi lebih berat daripada perbuatan.

“Dosa diibaratkan segelas racun, yang tidak bisa diobati dengan segelas susu. Namun membutuhkan mungkin puluhan hingga ratusan gelas susu. Artinya efek jeranya besar,” ujarnya. 

Maka dari itu, Ustaz Khalid Basalamah mengingatkan agar seseorang senantiasa menjaga hatinya. Apabila terjadi bisikan setan untuk berbuat buruk maka segeralah melakukan perbuatan baik.

“Masalah hati ini memang betul-betul rajanya tubuh,” pungkasnya. (amr)