Tuai Pro Kontra, Desakan Pecat Patrick Kluivert Muncul dari Mertua Pratama Arhan, Netizen: Ya Jelas…
- Instagram/andre_rosiade
tvOnenews.com - Desakan agar pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert segera dicopot mencuat setelah anggota DPR RI, Andre Rosiade, menyampaikan pernyataan kontroversial.
Pria yang juga dikenal sebagai mertua dari Pratama Arhan ini terang-terangan meminta Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memecat Kluivert jika gagal mengantarkan Garuda lolos ke Piala Dunia 2026.
Menurut Andre Rosiade, tidak ada alasan mempertahankan pelatih yang gagal mencapai target utama Timnas Indonesia.
Dalam pernyataannya, Andre menilai bahwa Kluivert mendapatkan segala fasilitas dan dukungan yang sangat memadai dari PSSI, sehingga hasil akhir adalah tolok ukur mutlak keberhasilan.
“Saya berharap tim kepelatihan Timnas Indonesia dari Belanda yang dipimpin Patrick Kluivert harus menunjukkan kemampuannya. Buktikan bahwa pilihan Pak Erick Thohir mengganti Shin Tae-yong itu benar-benar pilihan yang benar,” kata Andre dikutip dari berbagai media nasional.
Andre menyindir bahwa jika hasil Kluivert tidak lebih baik dari era Shin Tae-yong, maka keputusan PSSI akan terlihat sebagai kesalahan besar.
Ia juga mengungkit bahwa staf pelatih yang dibawa Kluivert dari Belanda berjumlah hingga 14 orang, semuanya mendapatkan fasilitas mewah termasuk tiket business class saat bertugas.
“Kalau Kluivert tidak mampu, ya harus dipecat. Apalagi dukungannya luar biasa. Ke mana-mana naik business class. Tidak lolos ke Piala Dunia 2026, ya pecat. Tidak ada gunanya,” tegas Andre.
Pernyataan tersebut memantik reaksi beragam dari publik.
Banyak netizen yang menilai pernyataan Andre sangat subjektif dan beraroma kepentingan pribadi.
Mengingat sang menantu, Pratama Arhan, belum mendapatkan porsi bermain reguler di bawah asuhan Kluivert, berbeda saat diasuh oleh Shin Tae-yong.
“Pecat? Karena si Andre ini mertua dari Arhan yang gak dimainin sama Kluivert? Lah dulu zaman STY main terus,” tulis salah satu akun X.
Namun di sisi lain, tidak sedikit netizen yang setuju dengan pendapat Andre.
Mereka menilai target PSSI untuk lolos ke Piala Dunia 2026 adalah target realistis yang membutuhkan hasil nyata, bukan sekadar proses yang berlarut-larut.
“Ya jelas dong. Target short term Lolos World Cup. Push Rank ke 100 FIFA. Klo tahun ini ga perform, ya pecat saja,” tulis netizen lainnya.
“Ya harus dong, mau nunggu proses sampai Pildun 2030 atau 2034? Padahal tim udah makin solid, tinggal sat-set gas,” imbuh netizen lain.
Namun, sebagian kalangan meminta agar desakan semacam ini tidak disuarakan terburu-buru.
Banyak pihak menilai pelatih sekelas Patrick Kluivert butuh waktu untuk menyesuaikan dengan kultur sepak bola Indonesia dan membangun sistem yang stabil, bukan sekadar mengejar hasil instan.
“Ini yang katanya mau lolos Pildun? Kalah dikit-dikit pecat, dikit-dikit pecat. Gimana mau berkembang wkwk, orang kok cuma maunya menang terus,” sindir seorang pengguna medsos lainnya.
Sejak mengambil alih posisi pelatih kepala dari Shin Tae-yong, Patrick Kluivert menghadapi ekspektasi besar dari publik.
Dengan modal pengalaman bermain di klub top Eropa dan jaringan pelatih asal Belanda yang kuat, ekspektasi terhadap dirinya memang sangat tinggi.
Terlebih lagi, Indonesia tengah berada dalam fase perkembangan pesat, terutama setelah masuknya sejumlah pemain diaspora ke dalam skuad Garuda.
Namun sejauh ini, performa Timnas Indonesia belum sepenuhnya stabil di bawah Kluivert. Beberapa pertandingan penting masih menyisakan tanda tanya soal efektivitas strategi dan pilihan line up yang ia terapkan.
Isu ini dipastikan akan terus berkembang seiring dengan hasil pertandingan-pertandingan berikutnya di Ronde ke 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Apakah Kluivert mampu menjawab tekanan ini dengan hasil di lapangan, atau justru akan menjadi korban berikutnya dari ekspektasi tinggi suporter Garuda. (adk)
Load more