Selain itu, BJB juga diharapkan menerapkan prinsip manajemen risiko yang solid dalam menjalankan bisnisnya.
"Dan (BJB harus menerapkan) tata kelola yang baik. Itu kuncinya yang harus dipegang," tambahnya.
Krisis yang melanda BJB semakin diperburuk dengan berbagai keputusan bisnis yang menuai kritik, seperti pemberian kredit kepada PT Sri Rejeki Isman (Sritex) yang berisiko gagal bayar.
Berdasarkan catatan Tim Kurator, Bank BJB mengajukan tagihan ke Sritex yang telah pailit dan bangkrut sebesar Rp671,7 miliar.
Angka tersebut terdiri dari tagihan konkuren senilai Rp661.993.682.961 dan tagihan sparatis Rp9.802.300.625.
Oleh karena itu, kepercayaan publik pun semakin goyah, terlihat dari anjloknya saham BJB sebesar 16,84% dalam enam bulan terakhir, meskipun saat ini mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Sebagai informasi, dalam kasus korupsi dana iklan, KPK mengungkap bahwa potensi kerugian negara akibat dugaan penyimpangan di Bank BJB mencapai Rp222 miliar.
Load more