Dadan menjelaskan, ada tiga faktor utama yang menentukan keberhasilan percepatan program ini, yaitu anggaran, sumber daya manusia (SDM), dan infrastruktur. Ketiga aspek ini terus dioptimalkan agar distribusi manfaat MBG berjalan maksimal.
Dari sisi anggaran, Dadan mengungkapkan bahwa dana untuk program MBG saat ini hampir mencapai Rp1 triliun, meningkat dari sebelumnya yang berada di kisaran Rp700 miliar. Kenaikan ini terjadi berkat proses administrasi dan pencairan dana yang semakin lancar.
"Kalau awal-awal, ada penyelesaian administrasi dan banyak yang belum reimburse. Sekarang reimburse sudah lancar. Setelah Lebaran, mitra akan menerima uang muka, bukan lagi reimburse, sehingga pencairan akan lebih cepat," katanya.
Dadan memperkirakan bahwa mulai bulan depan, anggaran program MBG akan meningkat menjadi Rp1 triliun per bulan, lalu naik menjadi Rp2 triliun per bulan pada Mei, dan mencapai minimal Rp5 triliun per bulan pada September tahun ini.
Untuk memastikan anggaran digunakan secara transparan dan efektif, BGN terus berkoordinasi dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) guna melakukan audit rutin terhadap program ini.
"Bulan Mei nanti, ketika tidak ada lagi penambahan sementara SPPG, kami akan bekerja sama dengan lembaga independen untuk melakukan akreditasi dan sertifikasi. Ini agar proses pelayanan di SPPG lebih terstandar," katanya.
Pemerintah berharap, percepatan realisasi MBG dapat membantu lebih banyak masyarakat mendapatkan akses makanan bergizi secara, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor UMKM yang terlibat sebagai mitra. (rpi)
Load more