Akuisisi yang dilakukan oleh TOBA terhadap perusahaan sampah asal Singapura (SEPL), seolah kontras dengan komitmen Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang dibanggakan akan menarik banyak investasi asing.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, pada Februari lalu sempat menyatakan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) bahkan siap menanamkan modal 10 miliar dolar AS atau Rp163,3 triliun (kurs Rp16.330) ke Danantara dengan skema perusahaan patungan untuk pengembangan elektrifikasi energi terbarukan.
Dia menyampaikan bahwa Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei tertarik pembangkit energi baru terbarukan (EBT) berkapasitas 10 gigawatt.
"Dia bilang oke, mari kita lakukan usaha patungan 10 gigawatt. Sepuluh gigawatt berarti 10 miliar dolar AS," kata Luhut dikutip dari Antara.
Namun, saat perusahan asing saja digembar-gemborkan akan memasukkan modalnya ke Indonesia lewat Danantara, alih-alih petinggi Danantara dalam hal ini Pandu Sjahrir justru melakukan investasi cukup besar ke perusahan asing. (rpi)
Load more