Bukannya Tarik Investasi Asing, Perusahaan Bos Danantara Justru Beli Perusahaan Sampah Singapura! Nilainya Hampir Rp5 Triliun
- TOBA/SEPL
Struktur kepemilikan saham TOBA terdiri dari beberapa pemegang saham utama. Terbesar, yakni lebih dari 5 persen digenggam oleh Highland Strategic Holdings Pte. Ltd. yang memiliki 4.983.799.956 saham atau sekitar 61,017 persen dari total saham.
Selanjutnya, ada PT Toba Sejahtra menguasai 702.567.244 saham atau sekitar 8,61 persen. Kemudian diikuti oleh PT Bara Makmur Abadi dengan 446.503.770 saham atau sekitar 5,47 persen. Â
Di jajaran direksi, Dickey Yordan selaku Direktur Utama memiliki 2.485.036.150 saham, sementara Pandu Patria Sjahrir yang menjabat sebagai Wakil Direktur Utama memiliki 2.146.845 saham.
Sementara, Alvin Firman Sunanda, Juli Oktarina, dan Mufti Utomo masing-masing memiliki 2.146.845 saham, serta Sudharmono Saragih yang tercatat memiliki 10.000 saham. Â
Selain itu, terdapat pemegang saham lainnya yang memiliki kepemilikan di bawah 5 persen dengan total 1.930.787.175 saham atau setara dengan 23,639 persen dari total saham.Â
PT Toba Sejahtra yang menggenggam 8,61 persen saham TOBA, sejatinya merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan.
Keponakan Luhut, Pandu Sjahrir, saat ini tercatat masih memegang 2,1 juta saham TOBA. Pandu memang mengumumkan untuk mengundurkan diri dari jabatan Wakil Direktur Utama TOBA pada 24 Februari 2025 lalu, setelah dirinya sebagai Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara.
Namun demikian, pengunduran diri Pandu Sjahrir itu baru akan disahkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) April nanti.
Kontra dengan Komitmen Danantara?
Akuisisi yang dilakukan oleh TOBA terhadap perusahaan sampah asal Singapura (SEPL), seolah kontras dengan komitmen Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang dibanggakan akan menarik banyak investasi asing.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, pada Februari lalu sempat menyatakan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) bahkan siap menanamkan modal 10 miliar dolar AS atau Rp163,3 triliun (kurs Rp16.330) ke Danantara dengan skema perusahaan patungan untuk pengembangan elektrifikasi energi terbarukan.
Dia menyampaikan bahwa Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei tertarik pembangkit energi baru terbarukan (EBT) berkapasitas 10 gigawatt.
"Dia bilang oke, mari kita lakukan usaha patungan 10 gigawatt. Sepuluh gigawatt berarti 10 miliar dolar AS," kata Luhut dikutip dari Antara.
Load more