"Akibat gerakan senyap oleh Pasukan Hantu Maut ini, Belanda tidak lagi bisa tidur nyenyak," ungkapnya.
Hingga ujungnya pada 1 Maret 1949, terjadilah momentum besar dalam serangan besar-besaran di Yogyakarta. Dilakukan selama waktu enam jam yang merupakan serangan gabungan oleh tentara republik, pemuda pejuang, laskar rakyat, dan pihak Keraton Yogyakarta mencatatkan sejarah kemenangan yang dikenal sebagai Serangan Umum 1 Maret.
Menurut E. Syamsubani, saksi sejarah yang merupakan sesepuh warga di Dipowinatan, namun akibat Serangan Umum 1 Maret, Belanda kemudian melakukan serangan besar-besaran terhadap basis pasukan republik. Pasukan Hantu Maut pun tak luput menjadi target operasi militer Belanda.
"Akibat serangan enam jam itulah, tentara Indonesia merebut kembali wilayah Yogyakarta. Akhirnya Belanda mengirimkan bala bantuan tentaranya dengan tugas untuk menguasai Yogyakarta." kisah Syamsubani.
Foto: Monumen Serangan Umum 1 Maret (Wikipedia)
"Mereka juga mengejar para pejuang secara membabi buta. Tak sampai disitu, tentara penjajah Belanda melakukan sweeping di kampung-kampung yang diduga sebagai basis perjuangan rakyat, termasuk menyisir wilayah pergerakan Hantu Maut, seperti kampung Keparakan, Pujokusuman, Dipowinatan, Prawirotaman, hingga Karangkajen," lanjutnya.
Load more