Tasikmalaya, Jawa Barat - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya mencatat sudah ada 22 kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal tahun 2022 dari total 1.300 kasus.
Angka kematian akibat DBD di Kota Tasikmalaya mayoritas dialami oleh usia anak-anak.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Asep Hendra mengatakan sejak awal tahun hingga kini kasus DBD terus terjadi.
Bahkan, setiap harinya terjadi penambahan kasus hingga terjadi kematian.
"Memang sejak awal tahun hingga sekarang kasus DBD masih tinggi. Penambahan kasus terus terjadi hingga menyebabkan kematian. Total kasus saat ini berjumlah 1.300 kasus dengan angka kematian berjumlah 22 kasus," katanya, Kamis (1/9/2022).
Dari total 1.300 kasus DBD, 22 orang meninggal dalam perawatan di fasilitas kesehatan baik di rumah sakit maupun di puskesmas.
Yang mencengangkan, dari total 22 kasus kematian 17 orang di antaranya merupakan anak-anak.
Asep menambahkan, saat ini Kota Tasikmalaya menduduki posisi kelima tertinggi di Jawa Barat dalam kasus DBD.
Hal ini terjadi akibat faktor cuaca karena Kota Tasikmalaya sering terjadi hujan.
Untuk mengantisipasinya, masyarakat diimbau agar melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara mandiri.
"Ini meningkat sekitar dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Kota Tasikmalaya menduduki posisi lima tertinggi di Jawa Barat. Mungkin ini terjadi karena faktor cuaca. Tasikmalaya kan sekarang musim hujan. Kami terus mengimbau masyarakat agar selalu mengantisipasi dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara mandiri," pungkasnya. (dai/nsi)
Load more