Pelatih Irak Graham Arnold Protes meski Sudah Menang atas Timnas Indonesia: Itu Sangat Aneh!
- REUTERS/Stringer
Jakarta, tvOnenews.com - Pelatih Irak, Graham Arnold, menilai ada yang aneh meski sudah menang atas Timnas Indonesia. Duel tersebut berakhir dengan skor 1-0.
Tim asuhan Patrick Kluivert harus mengakhiri kiprahnya di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Semuanya berakhir pada Minggu (12/10/2025) dini hari WIB.
Gol Zidane Iqbal menjadi satu-satunya pembeda dalam pertandingan tersebut. Namun, Singa Mesopotamia mengakhiri duel dengan 10 orang.
- Facebook - Iraq National Team
Zain Tahseen harus keluar lapangan pada masa injury time setelah menerima kartu kuning keduanya. Namun, setelah laga, Timnas Indonesia justru menerima tiga kartu merah.
Itu diberikan kepada Shayne Pattynama, Thom haye, dan manajer Sumardji atas kericuhan yang terjadi seusai pertandingan. Namun, tidak memengaruhi laga karena duel sudah berakhir.
Di sisi lain, hukuman untuk pemain Tahseen merugikan Irak. Sang bek tengah tidak akan tersedia pada laga berikutnya melawan Arab Saudi.
Duel pada Rabu (15/10/2025) dini hari WIB akan sangat menentukan bagi kedua tim. Siapa pun yang menang dalam laga itu, maka akan lolos ke putaran final Piala Dunia 2026.
- AFC
Pelatih Graham Arnold pun mengeluhkan situasi ini. Menurutnya, kartu merah tersebut adalah hal yang aneh.
“Kami menerima kartu merah yang aneh dan janggal. Pergantian pemain membutuhkan seorang yang berani, dan Youssef Al-Amin lebih antusias untuk bermain,” katanya setelah laga, dilansir dari media Arab Saudi, Arriyadiyah.
Soal laga ini sendiri, Arnold mengakui bahwa Timnas Indonesia adalah lawan yang berat. Dia mengaku berbangga karena tidak kebobolan.
“Kami memainkan laga yang berat dan tidak kebobolan, yang mana memberikan kesempatan bagus ketika kami menghadapi tim nasional Arab Saudi,” tukasnya.
- instagram.com/graham_arnold_off
Eks pelatih Australia itu menilai bahwa The Green Falcons di bawah tekanan karena hal ini. Sebab, mereka adalah tuan rumah.
“Saya pikir kami tidak akan menderita karena tekanan. Selama lima hari, mereka [Arab Saudi] berpikir tentang laga kontra Irak karena semua orang menuntut mereka untuk lolos,” tandas Arnold. (rda)
Load more