FAM Dikecam! Anggaran Pembinaan Dipangkas, Masa Depan Sepak Bola Malaysia Terancam Menurun Drastis?
- FAM
Jakarta, tvOnenews.com - Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) tengah berada dalam sorotan tajam menyusul kebijakan pemotongan anggaran pada Program Pengembangan Sepak Bola Nasional (National Football Development Programme/NFDP) dan Akademi Mokhtar Dahari (AMD).
Langkah tersebut menuai kritik keras dari berbagai kalangan, termasuk komentator olahraga senior Malaysia, Datuk Pekan Ramli.
Pekan Ramli secara terbuka mempertanyakan kebijakan FAM yang memangkas anggaran setelah federasi tersebut resmi mengambil alih pengelolaan NFDP dan AMD.
Menurutnya, FAM seharusnya bersikap proaktif dengan mencari sumber pendanaan tambahan, bukan justru melakukan pengurangan staf pelatih yang dinilai berisiko menghambat pembinaan pemain muda.
“Selama bertahun-tahun, FAM ingin AMD dan NFDP berada di bawah kendali mereka. Sekarang setelah diambil alih, mereka justru mengatakan anggarannya tidak mencukupi dan memutuskan mengurangi staf pelatih. Ini sangat membingungkan,” ujar Pekan.
Sebelumnya, Direktur NFDP yang baru dilantik, Ong Kim Swee, mengungkapkan bahwa anggaran untuk staf pelatih akan dipangkas sekitar 30 hingga 35 persen pada tahun depan. Pernyataan tersebut langsung memicu spekulasi mengenai potensi hengkangnya sejumlah pelatih dari program pengembangan usia muda tersebut.
NFDP sendiri diluncurkan pada 2014 dengan tujuan membangun sistem pembinaan jangka panjang, mulai dari Akademi Tunas, Pusat Latihan Distrik (PLD), hingga Akademi Mokhtar Dahari. Program ini awalnya berada di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga Malaysia sebelum pengelolaannya dialihkan ke FAM guna meningkatkan efisiensi, kualitas, dan profesionalisme pembinaan sepak bola usia muda.
Namun, Pekan menilai pengalihan pengelolaan tersebut tidak dibarengi dengan kesiapan finansial yang matang.
Ia mempertanyakan perencanaan FAM sebelum mengambil alih NFDP dan AMD.
“Apakah FAM tidak mengetahui anggaran yang dibutuhkan untuk menjalankan AMD dan NFDP? Persiapan apa yang dilakukan sebelum mengambil alih? Atau mereka mengira NFDP bisa mendanai dirinya sendiri?” kata Pekan.
Ia menegaskan, jika terdapat kekurangan anggaran, maka hal itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab FAM. Menurutnya, pengurangan jumlah pelatih bukanlah solusi yang tepat karena dapat berdampak langsung pada kualitas pelatihan pemain di level akar rumput.
“NFDP dan AMD sekarang berada di bawah tanggung jawab FAM. Memecat atau mengurangi pelatih bukan solusi yang memuaskan karena dampaknya akan langsung terasa pada perkembangan pemain muda,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pekan juga mengingatkan bahwa citra FAM saat ini tengah tercoreng, terutama setelah munculnya kontroversi sanksi FIFA terkait pemalsuan dokumen terhadap tujuh pemain naturalisasi. Kondisi tersebut dinilai dapat menyulitkan FAM dalam menarik mitra dan sponsor untuk mendukung NFDP.
Menurut Pekan, FAM tidak seharusnya melakukan penghematan di sektor pembinaan usia muda. Jika investasi di akar rumput terus dikurangi, sepak bola Malaysia dikhawatirkan akan semakin bergantung pada pemain naturalisasi di masa depan.
“Sepak bola Malaysia perlu bangkit dan berkembang kembali. Investasi dalam pembinaan generasi baru adalah kunci jika kita tidak ingin terus bergantung pada pemain naturalisasi,” tegasnya.
Pekan menutup dengan menekankan pentingnya perbaikan struktur pelatihan di NFDP yang telah berjalan lebih dari satu dekade. Ia menilai masa depan sepak bola Malaysia sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di level akar rumput.
“Apa yang terjadi di pembinaan usia muda akan menentukan masa depan sepak bola Malaysia. Jika ini diabaikan, akan semakin sulit memperbaiki kerusakan akibat berbagai kontroversi yang terjadi,” pungkas Pekan Ramli.(lgn)
Load more