Tangis UMKM Kalibata Usai Kiosnya Hangus Kena Amuk Massa Mata Elang: Kami Cuma Cari Nafkah
- Julio Trisaputra
“Kami takut karena api berkobar di mana-mana,” ujarnya.
Detik-Detik Kios UMKM Hangus Dibakar
Kobaran api yang muncul dari serangan massa merembet cepat ke kios-kios di sepanjang Jalan H. Mahmud Raya, Duren Tiga. Menurut data Gulkarmat Jakarta Selatan, api menghanguskan:
-
9 kios
-
6 motor
-
1 mobil
Kerugian diperkirakan mencapai Rp273 juta.
Sebagian besar kios yang terbakar merupakan usaha rumahan yang menjadi tumpuan penghidupan keluarga.
Kami Tidak Tahu Kapan Harus Buka Lagi
Kini, para pelaku UMKM di Kalibata tidak hanya kehilangan stok dagangan, tetapi juga kehilangan tempat berjualan. Tidak ada kepastian kapan mereka bisa kembali berdiri.
“Kami tidak tahu kapan harus membuka kios lagi karena semua barang habis. Kami jadi korban dari segelintir oknum yang ribut, padahal kami sama sekali tidak terkait dengan mereka,” kata Henny.
Bagi mereka, yang paling menyakitkan bukan hanya kerugian materi, tetapi juga ketidakadilan.
“Ini kan tempat punya pemerintah. Kami berharap mendapatkan keringanan dan respons. Harapan kami sebagai UMKM mendapat perhatian positif, karena kami harus mulai lagi dari nol. Bebannya luar biasa, baik moral maupun material.”
Saat Konflik Kelompok Menghancurkan Nafkah Warga
Kerusuhan Kalibata bukan hanya catatan kriminal. Ini adalah tragedi sosial yang memperlihatkan betapa rentannya UMKM menjadi korban konflik yang tidak ada hubungannya dengan usaha mereka. Kelompok yang bertikai mungkin hanya memikirkan balas dendam, tetapi dampaknya menghantam puluhan pedagang kecil.
Polisi saat ini masih menyelidiki pelaku pengeroyokan dan massa yang membalas dengan pembakaran. Namun bagi para pedagang, yang terpenting adalah kejelasan masa depan.
Mereka berharap pemerintah hadir, memberikan perlindungan, solusi pemulihan, atau setidaknya pendampingan agar roda ekonomi kecil di Kalibata dapat berputar kembali.
Karena pada akhirnya, yang terbakar bukan hanya kios—tetapi juga harapan orang-orang yang bertahun-tahun berjuang membangun usaha dari nol. (nsp)
Load more