Tangis UMKM Kalibata Usai Kiosnya Hangus Kena Amuk Massa Mata Elang: Kami Cuma Cari Nafkah
- Julio Trisaputra
Jakarta, tvOnenews.com - Kericuhan yang pecah di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis malam, menyisakan luka mendalam bagi para pelaku UMKM di sekitar lokasi kejadian. Di balik angka kerusakan yang dilaporkan aparat—9 kios dan 6 motor hangus terbakar—tersimpan kisah pedagang kecil yang kehilangan tempat mencari nafkah hanya dalam hitungan menit.
Salah satu suara paling lantang datang dari Chef Henny Maria, pemilik Warung Steak Twogether, yang menjadi saksi sekaligus korban langsung amuk massa tersebut.
Semua Hangus. Kami Mulai dari Nol Lagi.
Chef Henny berdiri di depan dua kiosnya yang kini hanya menyisakan rangka besi menghitam. Ia tak hanya berbicara untuk dirinya sendiri, tetapi juga mewakili puluhan pelaku UMKM di area itu.
“Saya ada dua kios di sini dan mewakili para pedagang UMKM. Dua kios itu terbakar habis. Bentukannya masih ada, tapi dalamnya sudah hangus total. Tidak ada yang terselamatkan, hanya satu kulkas saja,” ujarnya dengan nada berat.
Sebagai anggota Indonesian Chef Association yang banyak mendampingi UMKM kuliner, Henny menegaskan bahwa para pedagang di Kalibata selama ini bertahan hidup dari usaha kecil mereka—yang kini rata dengan tanah.
“Semua barang hangus. Kami di sini hidup dari nol dan penuh perjuangan luar biasa. UMKM di sini sudah legend, sudah puluhan tahun.”
Kerusuhan Dipicu Cekcok Kecil, Berujung Pertumpahan Darah
Menurut penuturan Henny, kerusuhan bermula dari cekcok antara beberapa oknum terkait penarikan unit kendaraan. Kejadian itu kebetulan terjadi di sekitar warungnya.
“Ada segelintir oknum keributan soal penarikan unit. Mungkin oknumnya sedang makan di sini, lalu adu cekcok sampai terjadi pertumpahan darah,” katanya.
Pertumpahan darah itu menjadi pemicu kedatangan massa dalam jumlah besar. Situasi berubah drastis hanya dalam beberapa menit.
“Karena ada pertumpahan darah, pihak debt collector memanggil massa, sehingga terjadi kerusuhan. Kami yang sedang berjualan langsung tutup semua karena harus evakuasi.”
Kerusuhan terjadi dua kali, menurut Henny—pertama setelah magrib, kedua sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu para pedagang baru saja membuka kios setelah waktu salat.
Load more