Calon Jaksa Tewas Tenggelam Saat Kejar 2 Saksi Korupsi yang Lompat ke Sungai Asahan, Ini Kronologinya
- Istimewa
Asahan, tvOnenews.com - Setelah melakukan pencarian intensif selama dua hari, Tim SAR Gabungan akhirnya berhasil menemukan jasad seorang pegawai Kejaksaan Negeri Simalungun Reynanda Primta Ginting (26).
Sebelumnya calon jaksa tersebut dilaporkan hanyut di Sungai Asahan, tepatnya di Kelurahan Kisaran Timur, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan.
Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Kamis (4/7) pagi, sekitar pukul 10.19 WIB, sekitar 2 kilometer dari lokasi awal kejadian.
Proses evakuasi jenazah korban dilakukan oleh personel Pos SAR Tanjung Balai Asahan bersama unsur gabungan dari BPBD, TNI/Polri, masyarakat setempat, dan potensi SAR lainnya.
Reynanda yang merupakan staf Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Simalungun, awalnya ikut dalam operasi penjemputan paksa terhadap dua saksi yang beberapa kali mangkir dari pemeriksaan.
Korban melompat ke sungai untuk menolong warga dalam operasi penjemputan paksa dua saksi kasus korupsi dana desa.
Kasi Intelijen Kejari Simalungun, Edison Sumitro Situmorang, menjelaskan kedua saksi tersebut adalah Kardianto, Pangulu Banjar Hulu, Kecamatan Ujung Padang, dan Bambang Surya Siregar, bendahara desa.
“Kardianto dan Bambang belum pernah memenuhi panggilan meski sudah lima kali dilakukan pemanggilan. Upaya paksa dilakukan setelah mendapat titik lokasi dari informan, kemudian ditindaklanjuti ke sana,” kata Edison saat dihubungi, Kamis (3/7/2025).
Saat hendak diamankan, Kardianto melawan dan melompat ke Sungai Silau. Menurut Edison, Reynanda mencoba mengejar.
“Mereka melakukan perlawanan sehingga almarhum melompat mengejar dia,” ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun, Kardianto tidak bisa berenang. Seorang warga bernama Fahri, yang merupakan adik pemilik kafe di dekat sungai, ikut melompat untuk menolongnya.
Kardianto berhasil diselamatkan ke pinggir sungai. Namun Fahri justru kelelahan di tengah sungai.
Saat itulah Reynanda melompat lagi ke sungai untuk membantu Fahri. Keduanya lalu hanyut terbawa arus sungai yang deras.
Menerima laporan kejadian tersebut, Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan melalui Pos SAR Tanjung Balai Asahan segera mengerahkan satu tim rescue lengkap dengan peralatan SAR air.
Operasi pencarian dilakukan dengan metode penyisiran permukaan menggunakan perahu LCR dan observasi visual dari darat.
Beruntung, korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Kamis (4/7) pagi, sekitar pukul 10.19 WIB, sekitar 2 kilometer dari lokasi awal kejadian.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan, Hery Marantika menyampaikan apresiasi dan belasungkawa atas kejadian ini.
“Kami mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Terima kasih kepada seluruh unsur SAR yang telah bekerja keras dalam operasi pencarian ini. Ditemukannya korban merupakan wujud sinergi dan kerja sama yang baik antara Basarnas dan seluruh potensi SAR, selanjutnya operasi pencarian masih dilakukan terhadap korban kedua yakni M. Safari Siregar (41) yang hingga sore ini belum kunjung ditemukan dan akan dilanjutkan esok pagi,” ujar Hery Marantika.
Setelah berhasil dievakuasi, jenazah korban langsung dibawa ke RSUD Abdul Manan untuk proses selanjutnya.
Basarnas juga kembali mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di sekitar aliran sungai, terutama di lokasi dengan arus yang deras dan medan yang licin. (muu)
Load more