Heboh Fadli Zon Klaim Pemerkosaan Massal 1998 Tak Ada Buktinya: Itu Adalah Cerita
- IDN Times
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengungkapkan kasus pemerkosaan massal tahun 1998 tidak terbukti. Peristiwa itu, menurut dia, hanya berdasarkan rumor.
"Ada pemerkosaan massal, betul enggak ada pemerkosaan massal? Pemerkosaan massal kata siapa itu? Enggak pernah ada proof-nya. Itu adalah cerita. Kalau ada tunjukkan, ada enggak di dalam buku sejarah itu? Enggak ada," kata Fadli Zon, saat wawancara bersama jurnalis senior Uni Lubis, dikutip Jumat (13/6/2025).
Menurut Fadli Zon rumor-rumor seperti itu tidak akan menyelesaikan persoalan yang ada.
"Saya sendiri pernah membantah itu dan mereka tidak bisa buktikan. Maksud saya adalah sejarah yang kita buat ini adalah sejarah yang kita buat ini adalah sejarah yang bisa mempersatukan bangsa kita," ungkap Fadli Zon.
Lebih lanjut, Fadli Zon juga menerangkan bahwa tidak pernah adanya peristiwa penculikan di tahun 1998 yang melibatkan Presiden Prabowo Subianto. Sebab, tidak ada bukti-bukti mengenai keterlibatan tersebut
Fadli Zon menekankan pencopotan Prabowo juga bukan terkait dengan keputusan pertanggungjawabannya atas peristiwa tersebut. Pemberhentian Prabowo dipastikan dengan hormat oleh Presiden Habibi kala itu.
"Tidak pernah ada bukti juga, engga pernah ada di dalam...(sejarah)," tutur Fadli Zon.
Dalam proses penulisan buku sejarah yang tengah berjalan ini, Fadli Zon memastikan bahwa semuanya berdasarkan kejujuran dan perspektif Indonesia. Dia menekankan, dengan perspektif Indonesia, maka akan semakin mempersatukan.
Progres penulisan buku pun, kata Fadli Zon, telah mencapai 60 persen. Demi menjaga independensi para sejarawan dan guru besar, dia menyebut belum membacanya.
"Nah, nanti mungkin setelah 70 persen atau 80 persen kita bisa diskusi dan bahkan kita mau ini ada uji publik juga," ucap Fadli Zon.
Sementara itu, Koalisi Masyarakat Sipil menilai pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon soal tragedi pemerkosaan massal dalam kerusuhan Mei 1998 sekadar rumor dan tidak cukup bukti telah mencederai sejarah. Mereka meminta politikus Gerindra itu menarik kembali pernyataannya secara terbuka dan mengucapkan permohonan maaf.
"Pernyataan Fadli Zon menunjukan sikap nirempati terhadap korban dan seluruh perempuan yang berjuang bersama korban," kata Tim Relawan untuk Kekerasan Terhadap Perempuan Ita F. Nadia dalam Konferensi Pers Masyarakat Sipil Melawan Impunitas melalui Zoom Meeting pada Jumat (13/6/2025). (ebs)
Load more