Ada Kabar Buruk, Semua Warga Indonesia Diminta Harus Waspada pada Kamis 12 Juni 2025
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membeberkan kabar buruk yang akan terjadi sejumlah wilayah Indonesia, pada Kamis (12/6/2025).
Prakirawan BMKG Kania Mustikawati menyampaikan cuaca Pulau Sumatera diprakirakan berawan tebal di wilayah Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, dan Padang, sedangkan Tanjung Pinang diprediksi hujan ringan.
“Masih di Pulau Sumatra, cuaca diprakirakan udara kabur di wilayah Jambi dan Palembang, kemudian berawan tebal di Pangkal Pinang, dan hujan ringan di Bengkulu serta Bandar Lampung,” katanya pada kanal Youtube yang diikuti di Jakarta.
Beralih ke Pulau Jawa, cuaca diprakirakan berawan tebal di seluruh wilayah, mulai dari Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, hingga Surabaya.
Beranjak ke wilayah Bali dan Nusa Tenggara, kata dia, cuaca diprediksi berawan di Kota Denpasar dan berawan tebal di Mataram.
"Sementara Kota Kupang berpotensi hujan dengan intensitas ringan," ucap Kania.
Selanjutnya ke Pulau Kalimantan, kata dia, cuaca diprakirakan berawan tebal di Kota Pontianak.
Hujan ringan diprediksi terjadi di Kota Palangka Raya dan Samarinda.
"Waspadai hujan yang dapat disertai petir dan angin kencang di wilayah Tanjung Selor dan Banjarmasin," tuturnya.
Kemudian untuk Pulau Sulawesi, cuaca diprediksi hujan ringan di Kota Gorontalo dan Palu, serta hujan sedang di Kota Mamuju, Manado, dan Makassar.
"Waspadai hujan petir yang dapat terjadi di wilayah Kendari," ujar dia.
Berlanjut ke wilayah Indonesia bagian Timur, cuaca diprediksi hujan ringan di Kota Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, Jayapura, Jayawijaya, dan Merauke.
"Waspadai hujan disertai petir di Kota Nabire," tuturnya.
Masyarakat juga diminta waspada potensi banjir rob di Pesisir Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Kemudian juga di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan Maluku.
BMKG juga memperingatkan suhu maksimum yang diprakirakan dapat terjadi di Lampung, mencapai 34 derajat Celcius, sehingga masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan diminta untuk selalu menggunakan tabir surya atau pelindung dari sinar matahari.
Selain itu, BMKG Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah memprakirakan terjadinya pergeseran awal musim kemarau akibat pengaruh bibit siklon.
“Pada dasarian III Mei kemarin, curah hujan masih di atas 50 milimeter, sehingga kemungkinan untuk awal musim kemarau bergeser sedikit,” kata Kepala BMKG Kotim Mulyono Leo Nardo di Sampit.
Sebelumnya, Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit memprakirakan curah hujan berangsur-angsur menurun pada dasarian III Mei, kemudian pada dasarian II Juni wilayah selatan Kotim akan memasuki musim kemarau.
Namun Mulyono menyebut hasil pantauan pihaknya pada dasarian III Mei, curah hujan di wilayah Kotim rata-rata masih di atas 50 milimeter yang termasuk dalam kategori hujan lebat.
Kondisi ini bahkan masih terlihat dalam beberapa hari terakhir. Berdasarkan analisa pihaknya, hal ini dipengaruhi adanya fenomena bibit siklon di wilayah utara Pulau Kalimantan.
Secara umum bibit siklon adalah awal mula terbentuknya siklon tropis berupa badai besar yang bisa menyebabkan angin kencang, hujan deras, dan gelombang tinggi di laut. Bibit siklon ini terbentuk di daerah laut yang hangat, seperti di sekitar Indonesia.
“Ada yang namanya bibit siklon di wilayah utara Kalimantan, sehingga kondisi tersebut mempengaruhi cuaca di wilayah Kalimantan, termasuk Kalimantan Tengah. Keberadaan bibit siklon ini akan membentuk pertumbuhan awan hujan yang cukup signifikan,” ujarnya.
Kendati demikian pihaknya tidak dapat memprediksi berapa lama kondisi ini berlangsung.
Pada rapat penyusunan dokumen kontinjensi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di BPBD Kotim, pihaknya meminta seluruh pemangku kepentingan agar tetap mewaspadai awal musim kemarau di dasarian II Juni 2025.
Hal ini bertujuan agar setiap pemangku kepentingan dapat melakukan persiapan dan upaya pencegahan sejak dini terhadap potensi karhutla yang meningkat pada musim kemarau.
“Kami tetap mewaspadai pada dasarian II Juni sudah masuk musim kemarau untuk wilayah selatan termasuk Kota Sampit, kemudian untuk wilayah tengah secara bertahap pada dasarian III Juni, seperti Kecamatan Parenggean dan sekitarnya,” tuturnya.
Saat ini Kotim masih dalam fase pancaroba, tepatnya masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau.
Adapun jika mengacu pada prakiraan untuk 2025 awal musim kemarau terjadi pada pertengahan Juni, lalu puncaknya pada Agustus.(ant/lkf)
Load more