Presiden Prabowo Subianto Akui Komunikasi Buruk: Banyak Sosok Baru Belum Terbiasa Disorot Publik
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com – Kasus pengiriman kepala babi dan bangkai tikus ke kantor redaksi Tempo beberapa waktu lalu mengguncang ranah jurnalisme dan kebebasan pers nasional.
Tindakan teror yang dikaitkan dengan upaya intimidasi terhadap media itu langsung mendapat sorotan publik, termasuk kecaman dari berbagai organisasi pers dan tokoh masyarakat sipil.
Belakangan, peristiwa tersebut menyeret nama Hasan Nasbi—Kepala Humas dan Komunikasi Kepresidenan—yang diduga menyampaikan pernyataan kontroversial soal insiden itu.
Di tengah kritik yang terus bergulir, Presiden Prabowo Subianto akhirnya angkat suara dalam sebuah wawancara eksklusif bersama tujuh jurnalis nasional, yang berlangsung selama 3,5 jam di kediamannya di Hambalang. Wawancara ini tayang pada Senin, 7 April 2025.
Dalam pernyataannya, Prabowo tidak menghindar. Ia justru langsung menempatkan diri sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kegaduhan komunikasi publik yang terjadi.
"Menurut saya, 150 hari bekerja, saya yang bertanggung jawab. Saya yang salah. Karena di awal, begitu kita dapat mandat, fokus saya, antusias saya, semangat saya adalah: bagaimana bisa, dengan waktu yang sesingkat-singkatnya, bekerja. Orang lapar enggak bisa nunggu. Anak-anak yang lapar nggak bisa nunggu. Fokus kita kerja," ujar Prabowo.
Prabowo mengakui bahwa dalam dorongan besar untuk bergerak cepat dan membenahi sektor-sektor krusial, seperti keuangan dan ketahanan pangan, tim pemerintahannya belum sepenuhnya siap dalam aspek komunikasi publik.
"Mungkin salah saya, karena saya tidak terlalu… gimana, gitu. Ke mana-mana saya pergi, saya enggak bawa wartawan, enggak mikir pencitraan. Pendekatan saya waktu itu adalah kerja. Tapi ternyata, politik bukan hanya kerja. Politik adalah persepsi. Dan narasi bisa dibengkokkan oleh kekuatan-kekuatan tertentu," katanya.
Terkait pernyataan Hasan Nasbi yang menimbulkan reaksi keras publik, Prabowo menjawab blak-blakan. Ia mengaku belum sempat bertemu langsung dengan Hasan, namun menyebut insiden tersebut sebagai hasil dari “salah ucap” yang tidak mencerminkan niat jahat.
"Saya juga kaget. Masalah ‘kepala babi’ dan apa yang disebut juga… saya kira itu gaya-gaya teknik yang tujuannya mengadu domba. Tapi benar, itu ucapan yang menurut saya teledor. Keliru. Saya kira beliau menyesal. Mungkin karena baru dalam posisi pemerintahan yang selalu disorot."
Load more