Jakarta, tvOnenews.com - Kamis (22/8/2024), Indonesia diguncang dengan rencana DPR RI menggelar rapat paripurna dalam upaya menganulir putusan Mahkamah Konstitusi tentang syarat calon Pilkada.
Namun, rencana DPR RI berbuah gelombang protes hingga aksi unjuk rasa oleh elemen masyarakat dari seluruh wilayah di tanah air.
Elemen masyarakat tumpah ruah ke jalan menggelar aksi unjuk rasa menolak rapat paripurna DPR RI dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dengan tajuk 'Gerakan Darurat Indonesia'.
Tujuannya hanya satu, massa unjuk rasa menilai DPR RI dan Pemerintah Indonesia berupaya mengangkangi konstitusi dengan menolak putusan MK.
Tak hanya itu, upaya DPR RI menolak putusan MK juga dinilai sebagai upaya merusak demokrasi di Indonesia.
Lantas, unjuk rasa 'Gerakan Darurat Indonesia' dari elemen masyarakat pada sejumlah daerah pun turut diwarnai kerusuhan seperti yang terjadi di Gedung DPR RI.
Berbagai video aksi unjuk rasa elemen masyarakat tersebar luas pada media sosial.
Tak terhindarkan momen menegangkan pun saat massa aksi dibubarkan oleh aparat kepolisian yang berjaga pun turut terekam kamera warga dan tersebar luas.
Semisal video kebringasan anggota polisi saat menangkap sejumlah massa pendemo di sekitar kawasan DPR RI.
Tim tvOnenews.com mendapati sejumlah rekaman video memperlihatkan aksi anarkis aparat kepolisian memukul, menendang secara bersama-sama saat menangkap sejumlah massa pendemo.
Bahkan, tak jarang masaa pendemo mendapati sejumlah luka parah akibat aksi kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian.
Bahkan aksi kekerasan juga menyasar terhadap kelompok wartawan yang tengah melakukan tugas jurnalistiknya.
Akun instagram kontras_update pun turut mengeluarkan unggahan berupa ratusan massa aksi yang masih ditangkap Polda Metro Jaya.
"Hingga tengah malam ini, Jumat (23/8/2024), ratusan massa aksi masih ditahan dan tersebar di Polda, Polres hingga tingkat Polsek di wilayah sekitar Jakarta. Kami mengajak rekan-rekan sekalian untuk mendesak Kapolri Listyo Sigit membebaskan massa aksi malam ini," tulis deskripsi akun tersebut dikutip Jumat (23/8/2024).
Tak hanya itu, kabar viral pun turut disebar oleh akun X @Tanyarl terkait ulah aparat saat aksi unjuk rasa berlangsung.
Akun X berconteng biru itu membagikan potongan gambar adanya penembak misterius yang bersiap di atas gedung saat unjuk rasa berlangsung.
Lantas unggahan pada Kamis (22/8/2024) sekira pukul 16.00 WIB itu pun lantas mendapat sorotan warganet dengan 1,8 juta tayangan, 10 ribu posting ulang, dan 1.884 kutipan.
"Eh ini udah gila gak sih????!! Ada Sniper Lohhh????????," tulis deskripsi akun tersebut dalam unggahannya dikutip Jumat (22/8/2024).
Kendati demikian, tim tvOnenews.com belum mendapat konfirmasi resmi dari pihak berwajib terkait adanya unggahan tersebut yang telah viral di jagat maya.
Di sisi lain, tak hanya kekerasan yang dilakukan aparat, anggota polisi saat mengawal aksi unjuk rasa turut mendapat aksi serupa.
Akun Instagram @terangmedia turut membagikan adanya anggota polisi yang mendapat aksi kekerasan berupa penendangan dari seorang pendemo.
Dalam video berdurasi singkat itu didapati jika anggota polisi yangengawal jalannya aksi ditengadang pendemo saat tengah dibonceng menggunakan motor.
"Viral di medsos, aksi seorang pendemo tendang polisi," tulis deskripsi akun tersebut pada unggahannya.
Namun, dalam unggahannya tak disebutkan lokasi dan waktu peristiwa kekerasan yang terjadi.
Polisi mengungkap bahwa tidak ada demonstran yang diamankan usai melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPR RI, Jakarta Pusat pada Kamis (22/8/2024).
Kepala Bidang Humas (Kabid Humas) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi mengatakan bahwa pihaknya tidak mengamankan satu orang pun massa aksi demo penolakan revisi undang-undang Pilkada.
"Tidak ada, tidak ada. Sejauh ini situasi masih terkendali," kata Ade Ary saat diwawancarai usai bubaran demo di DPR, Kamis (22/8/2024) malam.
Ade Ary mengklaim bahwa aksi unjuk rasa yang digelar oleh ribuan mahasiswa, aktivis, guru besar hingga massa buruh di depan gedung DPR hari ini berjalan kondusif dan terkendali.
"Sejauh ini situasi sekali lagi saya sampaikan aman terkendali. Dinamika proses pengamanan itu berjalan lancar, potensi-potensi gangguan ketertiban, gangguan keamanan itu dapat dilakukan komunikasi dengan baik oleh Polda Metro Jaya dengan stakeholder yang mendukung pelaksanaan pengamanan ini," tutur Ade Ary.
"Ini merupakan suatu kegiatan yang cukup koperatif sehingga rekan-rekan bisa menyaksikan sendiri situasi aman terkendali," imbuhnya. (raa)
Load more