Meski menyebut G7 tidak mencoba untuk merugikan China atau menggagalkan pembangunan ekonominya, mereka mengungkapkan kekhawatirannya terhadap sikap China yang terus-menerus menargetkan industri, kebijakan serta praktik non-pasar komprehensif yang mengarah ke distorsi pasar, dan kelebihan kapasitas yang merugikan di berbagai sektor.
"Kami menyerukan China untuk menahan diri melakukan ekspor langkah-langkah pengendalian, khususnya pada mineral-mineral penting, yang dapat mengarah pada gangguan signifikan atas rantai pasokan global," demikian disebutkan dalam komunike G7.
G7 juga menegaskan dukungannya atas partisipasi Taiwan sebagai anggota dalam organisasi internasional, seperti Majelis Kesehatan Dunia dan pertemuan teknis WHO.
G7 kemudian menyebut sangat prihatin terhadap situasi di Laut Cina Timur dan Selatan dan menegaskan kembali penolakan terhadap segala upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan kekerasan atau paksaan, menentang militerisasi, serta aktivitas pemaksaan dan intimidasi China.
Isi komunike yang lain adalah negara-negara G7 prihatin dengan situasi hak asasi manusia di China, termasuk di Tibet dan di Xinjiang terkait kerja paksa serta tindakan keras pemerintah China terhadap Hong Kong karena penerapan pasal 23 di Undang-undang Dasar yang dinilai membungkam perbedaan pendapat di Hong Kong.(ant/ree)
Load more