Sleman, tvOnenews.com - Bakal Calon Presiden (Bacapres) 2024 Anies Baswedan memiliki tingkat interaksi paling tinggi dalam postingan dan komentar di media sosial X. Temuan ini berasal dari hasil riset yang dilakukan Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Riset dilakukan selama dua bulan sejak 1 Juli hingga 31 Agustus 2023. Data tersebut mencakup berbagai macam cuitan, komentar, dan interaksi yang terkait dengan pemilihan presiden (Pilpres) dan isu-isu politik terkini.
Manajer Riset CfDS Agung Tri Nugraha mengatakan berdasarkan pendalaman Social Network Analysis (SNA) klaster audiens Anies Baswedan menciptakan klaster dengan interaksi paling aktif dibanding Bacapres lain seperti Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
"Dari pendalaman SNA utamanya top modularity classes, klaster audiens Anies yang didominasi oleh akun @aniesbaswedan, @pdemokrat, dan @bachrumachmadi, menciptakan klaster dengan interaksi yang paling aktif dengan persentase 12,28%," kata Agung.
Dijelaskan Agung, Bacapres Ganjar Pranowo memiliki tingkat interaksi 8,12%. Sedangkan tingkat interaksi Prabowo Subianto berada pada kisaran 4,92%.
Selama dua bulan riset, lanjut Agung, pihaknya mengumpulkan sebanyak 59.155 post. Adapun kata kunci yang digunakan adalah Pemilu 2024, Capres, dan Partai Politik.
Namun dari jumlah itu, terdapat banyak post duplikasi. Setelah post duplikasi dihapus, tersisa 50.503 post.
Di sisi lain, CfDS juga melakukan kajian terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Peneliti menemukan adanya tingkat sentimen negatif yang signifikan dalam percakapan online terhadap Jokowi.
Menurut Agung, dalam analisis terhadap post-post bersentimen negatif, kata 'Jokowi' muncul sebagai salah satu kata yang dominan muncul.
"Hasilnya, analisis lanjutan dari kata 'Jokowi' tersebut ditemukan 10 trigram teratas, yang didominasi oleh 'cawe-cawe Jokowi'; 'cawe-cawe capres'; 'capres didukung Jokowi'; dan 'Jokowi dukung Ganjar'," terangnya.
Dari hasil riset tersebut, Agung meyakini bahwa media sosial khususnya X, akan memainkan peran kunci dalam Pemilu 2024. Pusat kajian ini juga merekomendasikan peningkatan literasi digital, pemantauan aktif, serta komunikasi yang efektif bagi pemangku kepentingan politik.
"Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan yang lebih dalam tentang dinamika politik di era digital, serta mendorong diskusi yang sehat dan konstruktif menjelang Pemilu 2024 di Indonesia," tutup Agung. (apo/buz).
Load more