Washington, tvOnenews.com - Presiden Rusia Vladimir Putin menganggap bahwa serangan teroris yang dilakukan baru-baru ini di gedung konser luar Moskow merupakan bentuk dari tindakan intimidasi.
Bahkan kejahatan yang terjadi menewaskan 133 orang berdasarkan update terakhir disebut oleh Putin bagian yang mengerikan dilakukan oleh kelompok teroris.
Kejadian tersebut terjadi di gedung konser di Moskow, Jumat (22/3/2024) malam hari kemarin.
"Kejahatan mengerikan yang dilakukan pada 22 Maret di Ibu Kota Rusia adalah tindakan intimidasi," ungkap Putin di pertemuan pembahasan pengambilan langkah antisipasi serangan teroris, Senin (25/3/2024).
Kemudian, Pria yang kembali menjabat sebagai Presiden Rusia itu mempertanyakan maksud dan tujuan yang dilakukan pada kelompok teroris di sana.
Hal ini membuat Putin berasumsi bahwa ada kelompok tertentu yang dibuat untung dari tindakan mengerikan tersebut.
"Dan pertanyaan yang segera muncul: siapa yang diuntungkan?," tanya Presiden Rusia itu.
Berdasarkan laporan yang didapat, Putin mengatakan teroris yang melakukan penyerangan di tempat konser Balai Kota Crocus sudah kabur ke Negara Ukraina.
Pilihan tersebut menjadi tanda tanya bagi pihaknya untuk terus mengejar para pelaku teroris yang mencoba membunuh ratusan warganya di Rusia.
Karena itu Putin melihat dari data awal bahwa melintasi perbatasan yang diliat dari sebuah "jendela" sudah disiapkan oleh pihaknya.
Kemudian, pria yang bersenjata merupakan salah satu di antara pelaku dengan cara melakukan penembakan di acara penampilan kelompok musik Picnic akan ditampilkan oleh Putin.
Di sisi lain, Komite Investigasi Rusia berhasil menyelidiki kalau para pelaku melakukan langkah tindakan dalam penggunaan cairan mudah terbakar.
Sehingga Crocus City Hall tepatnya berada di sebelah barat Moskow yang dipakai tempat konser mudah terbakar sampai 13.000 meter persegi, karena penyebarannya sangat cepat.
Dilansir dari ANTARA, Selasa (26/3/2024) bahwa sebanyak empat penyerang berhasil diringkus yang bernama Saidakrami Rachabalizodu, Shamsidin Fariduni, Muhammadsobir Fayzov, dan Dalerdzhon Mirzoyev.
Sayangnya salah satu penyerang yakni Fayzov mengalami kesulitan berbicara untuk memberikan keterangan. Membuat dia menjalani sidang pengadilan secara tertutup. (ant/hap)
Load more