Kiai Said Aqil Siroj Ngaku Malu Lihat Konflik PBNU: Kita Jadi Tertawaan Semua Orang
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Mantan Ketua Umum PBNU, K.H. Said Aqil Siroj, mengungkapkan rasa prihatin dan malu atas perselisihan internal yang tengah mengguncang tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Menurutnya, sangat ironis melihat organisasi yang biasanya menjadi penengah konflik global kini justru terjebak dalam pertikaian sendiri.
Hal itu disampaikan Kiai Said dalam Forum Musyawarah Kubro yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Minggu (21/12). Ia menilai kondisi saat ini sangat bertolak belakang dengan prinsip moderasi (tawasut) yang selama ini diagungkan NU.
"Sungguh sangat ironis, sungguh sangat malu, yang konon katanya kita bisa menjadi penengah, moderat, tawasut (moderasi), tawazun (keseimbangan), yang bisa menjadi penengah konflik di mana pun berada, eh kita sendiri berkonflik," ucap K.H. Said Aqil Siroj.
Beliau pun mengajak seluruh elemen di PBNU untuk melakukan introspeksi atau muhasabah diri. Daripada saling menuding, Kiai Said meminta semua pihak berani mengakui kesalahan masing-masing agar perpecahan tidak semakin dalam.
"Kalau sudah muhasabah, mari semua katakan, yang salah saya bukan siapa-siapa. Kami yang salah. Kenapa separah ini perselisihan di PBNU dan ini menjadi tertawaan semua orang baik non-NU dan non-muslim," tegasnya.
Kiai Said juga menekankan bahwa konflik ini murni masalah internal dan tidak ada intervensi dari pemerintah atau pihak Istana.
Ia mendesak agar kedua kubu segera melakukan islah (perdamaian). Jika kesepakatan tidak kunjung tercapai, ia mengusulkan agar keputusan terkait muktamar dikembalikan sepenuhnya kepada pengurus wilayah dan cabang (PWNU dan PCNU).
Di forum yang sama, Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menyatakan kesiapannya untuk diklarifikasi.
Ia mengaku terbuka terhadap proses tabayun dengan menghadirkan bukti serta saksi yang valid. Gus Yahya juga menegaskan komitmennya untuk berdamai asalkan berlandaskan pada kebenaran.
"Sejak awal, sejak detik pertama saya juga senantiasa menginginkan islah. Saya siap berislah binaan al haq (kebenaran), tidak binaan al batin (yang tersembunyi). Dan saya sepenuhnya taslim (tunduk, patuh), apa yang telah disepakati hadirin oleh PWNU, PCNU se-Indonesia juga Mustasyar," kata Gus Yahya.
Load more