Tak Konsisten di Musim Perdana, Lewis Hamilton Ungkap Rencana Gila di Ferrari untuk F1 2026
- Reuters/Thaier Al-Sudani
Jakarta, tvOnenews.com - Lewis Hamilton mengungkapkan rencana gilanya bersama Scuderia Ferrari di Formula One (F1) 2026 mendatang.
Rencana tersebut disusun setelah hasil kurang memuaskan yang didapat Hamilton di musim pertamanya bersama tim kuda jingkrak.
- Facebook/Scuderia Ferrari HP
Ya, pembalap tujuh kali juara dunia itu menjalani musim perdana yang berat sejak pindah dari Mercedes.
Hamilton bahkan berpotensi menutup musim tanpa satu pun podium, sesuatu yang belum pernah terjadi sepanjang kariernya di Formula 1.
Hamilton hanya finis di posisi ke-12 pada seri Qatar dan dua kali tersingkir pada sesi kualifikasi Q1. Ia juga beberapa kali melontarkan kritik terhadap performanya sendiri serta daya saing Ferrari sepanjang musim yang penuh tantangan tersebut.
Menjelang Grand Prix Abu Dhabi, pebalap berusia 40 tahun itu menegaskan akan melakukan perubahan dalam timnya untuk F1 2026 nanti.
Meski demikian, dia juga belum memberikan secara rinci terkait perubahan timnya untuk musim depan.
“Prosesnya tidak sederhana,” ujar Hamilton dilansir dari laman Crash.
“Kami akan menjalani tes pekan depan, lalu kembali ke pabrik. Setelah itu saya harus menentukan cara berdiskusi dengan para pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang diperlukan," lanjutnya.
- Facebook/Scuderia Ferrari
Hamilton mengaku secara rutin mengevaluasi kesalahan dan keputusan yang ia ambil setiap akhir pekan balap.
Evaluasi tersebut akan menjadi dasar untuk menentukan langkah perbaikan pada musim depan.
“Selama jeda, saya akan meninjau semua keputusan itu dan mencari cara agar saya bisa membuat keputusan yang lebih baik," kata Hamilton lagi.
"Termasuk bagaimana memaksimalkan kinerja orang-orang di sekitar saya, apakah perlu ada perubahan posisi atau penyesuaian peran,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Hamilton mengatakan seluruh aspek kerja tim perlu ditinjau ulang agar kolaborasi dapat berjalan lebih efektif.
Hamilton juga mengakui bahwa ia kesulitan beradaptasi dengan mobil generasi ground-effect, termasuk Ferrari SF-25 yang dikendarainya tahun ini. Meski begitu, ia menolak membandingkan musim ini dengan tahun-tahun sulit sebelumnya.
“Setiap tahun berbeda. Rasa percaya diri naik turun, itu bagian dari tantangan. Tapi saya tetap percaya pada kemampuan saya, dan itu yang paling penting,” katanya.
Load more