Triple Crown Rekor Sulit di Pacuan Kuda, Kenapa?
- Istimewa
Di Australia, Triple Crown memiliki dua versi. Untuk kuda jantan usia 3 tahun: Randwick Guineas, Rosehill Guineas, dan Australian Derby. Sedangkan untuk sprinter: Lightning Stakes, Newmarket Handicap, dan TJ Smith Stakes. Kuda-kuda seperti Octagonal dan It’s A Dundeel pernah berjaya, sementara sprinter legendaris Black Caviar tetap menjadi ikon tak terkalahkan.
Hong Kong menghadirkan Triple Crown yang sangat langka karena terbuka bagi kuda dewasa. Tiga balapannya adalah Stewards’ Cup, Hong Kong Gold Cup, dan Champions & Chater Cup. Baru dua kuda berhasil meraihnya: River Verdon (1994) dan Voyage Bubble (2025), mencerminkan betapa beratnya pencapaian ini.
Setiap negara punya karakteristik unik, namun satu benang merah menyatukannya: tiga kemenangan dalam satu musim, dalam tantangan tersendiri.
Triple Crown di Indonesia
Di Tanah Air, Triple Crown juga menjadi pencapaian puncak. Digelar dalam tiga seri: Seri I (April, 1.200 m), Seri II (Mei, 1.600 m), dan ditutup dengan Indonesia Derby (Juli, 2.000 m). Meskipun jaraknya tak sepanjang luar negeri, tantangannya tetap luar biasa berat.
Hingga kini, hanya dua kuda yang pernah meraihnya: Manik Trisula (2002) dan Djohar Manik (2014). Selebihnya, banyak yang nyaris, namun selalu ada satu leg yang menggagalkan.
Ketua Komisi Pacu PP PORDASI, Ir. H. Munawir, menjelaskan bahwa desain Triple Crown Indonesia mempertimbangkan daya tahan kuda lokal. Jarak Derby tak dibuat 2.400 meter seperti di luar negeri demi keselamatan dan realisme performa.
Sama seperti di negara lain, Triple Crown Indonesia hanya bisa diikuti kuda berusia tiga tahun—kesempatan sekali seumur hidup.
Sejarah Baru Menanti
Kini, pecinta pacuan kuda di Indonesia tengah menanti sejarah baru: King Argentine, kuda yang telah menjuarai Serie 1 dan Serie 2, hanya tinggal satu langkah lagi menuju takhta. Jika ia menang di Indonesia Derby (27 Juli 2025), maka namanya akan sejajar dengan para legenda Triple Crown Indonesia.
Triple Crown bukan sekadar pencapaian tiga kemenangan. Ia adalah ujian tertinggi tentang kekuatan fisik, kecepatan stabil, strategi tepat, dan keberuntungan yang menyertai.
Banyak yang mencoba, hanya sedikit yang mampu.
Kini, Indonesia menunggu: apakah pada 27 Juli nanti, mahkota Triple Crown akan menemukan pemilik barunya?
Load more