Niat Hati Israel Tawarkan Gencatan Senjata Sementara, Hamas akan Tanggapi Serius Bila Akhiri Perang
- ANTARA
Kairo, tvOnenews.com - Mesir sampaikan tawaran Israel gencatan senjata sementara di Jalur Gaza kepada Hamas, pada Senin (14/4/2025).
Dimulainya pembicaraan untuk mencapai gencatan senjata permanen, menurut laporan media. Dilansir dari Cairo News, bahwa Mesir kini sedang menunggu tanggapan Hamas.
Kelompok perlawanan Palestina itu mengumumkan bahwa pemimpin mereka sedang meninjau usulan Israel itu dan akan segera memberikan tanggapan.
Perkembangan ini muncul setelah Hamas pada Sabtu lalu mengungkapkan bahwa delegasi yang dipimpin pejabat senior, Khalil Al-Hayya telah berangkat ke Kairo untuk bertemu para mediator Mesir dan Qatar guna mendorong tercapainya kesepakatan untuk menghentikan serangan Israel di Gaza.
Pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu mengungkapkan negosiasi intensif berupa gencatan senjata ini bermaksud untuk membebaskan sandera yang masih ditahan Hamas di Gaza.
Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya tekanan publik Israel setelah dia membatalkan kesepakatan gencatan senjata dan melanjutkan perang di Gaza.
Namun, Hamas menegaskan mereka hanya ingin menerima usulan gencatan senjata permanen hingga penarikan seluruh pasukan Israel dari Gaza dan mengakhiri penderitaan rakyat Palestina.
Dengan begitu, Hamas mulai mempertimbangkan tawaran tersebut dengan serius dan melakukan pertukaran tahanan.
- Anadolu
Setidaknya, Israel memperkirakan terdapat 59 sandera yang berada di Gaza, 24 di antaranya dipastikan masih hidup.
Sementara itu, lebih dari 9.500 warga Palestina masih ditahan di penjara-penjara Israel. Mereka mengalami penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis yang telah menyebabkan banyak kematian, menurut laporan media dan lembaga HAM Palestina dan Israel.
Media Israel pada Senin melaporkan adanya kemajuan dalam negosiasi gencatan senjata dengan Hamas, tetapi pembicaraan tentang pertukaran tahanan sebelumnya sering gagal karena Netanyahu menolak untuk mengakhiri genosida di Gaza.
Mesir, Qatar dan AS menjadi perantara dalam kesepakatan gencatan senjata bertahap antara Israel dan Hamas pada Januari lalu, yang kemudian dilanggar oleh Israel secara sepihak setelah melanjutkan perang pada 18 Maret.
Netanyahu mengabaikan fase kedua kesepakatan itu karena tekanan dari faksi sayap kanan di pemerintahannya, menurut laporan media Israel.
Sejak Oktober 2023, serangan-serangan brutal Israel di Jalur Gaza telah merenggut nyawa hampir 51.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. (ant/kmr)
Load more