Pernah Sangat Disegani di Dunia Preman, Ternyata Faktor Inilah yang Membuat Hercules Makin Mendalami Islam
- ANTARA
Makassar, tvOnenews.com- Hercules atau Rosario de Marshall, preman insaf yang telah muallaf kini berkecimpung sebagai aktivis sosial. Di hadapan santri dan pengelola Pondok Pesantren (Pontren) As'adiyah Sengkang Hercules menceritakan secara singkat jalan hidupnya dari dunia jalanan yang sangat keras hingga diberikan hidayah menuju kehidupannya lebih religius dari kehidupan lamanya. Ia pun memutuskan menjadi muallaf pada 1990.
Meski belum sepenuhnya mendalami ajaran Islam, namun dalam perjalanan kehidupannya berubah setelah menjadi seorang Muslim, apalagi setelah dikaruniai dua anak membuatnya semakin sadar akan makna kehidupan sebenarnya.
"Alhamdulillah, saya sekarang ini makin rajin beribadah. Saat ini juga aktif berbagi dan banyak mengurus kegiatan sosial terutama di pesantren," tutur mantan kuli angkut TNI-AD ketika di masa kependudukan Indonesia di Timor Timor, sekarang Timor Leste.
Kawan Hercules, dokter Wachyudi Muchsin pada kesempatan itu menyampaikan apresiasi serta harapan kepada generasi muda untuk menjadikan sosok Hercules sebagai inspirasi bahwa semua orang bisa berubah dan menjadi lebih baik.
Menurutnya, perjalanan hidup Hercules merupakan bukti nyata, karena siapa pun itu dan dari latar belakang manapun bisa berubah. Inilah pelajaran besar bagi generasi muda, karena masa lalu bukanlah penghalang untuk menjadi pribadi yang bermanfaat.
Selain itu, Hercules sejauh ini secara rutin melaksanakan pengajian serta memberi santunan kepada anak yatim setiap Jumat di kediamannya di Jakarta. Bahkan kini aktif sebagai pembina pada beberapa pesantren yang berada di Provinsi Banten maupun berbagai daerah di Pulau Jawa.
Di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan itu juga Herculas memberikan sumbangan uang senilai Rp50 juta kepada
Kedatangannya ke Pontren tersebut bersama istri dan sahabat-sahabatnya diantaranya Ustad Salahuddin Ayub, dr. Wachyudi Muchsin beserta pengurus organisasi Gerakan Rakyat untuk Indonesia Baru (GRIB) wilayah Sulsel yang didirikannya pada 2011 untuk memenuhi undangan sekaligus memberi sumbangan.Kepada para santri,
Kehadirannya di Wajo, kata Wachyudi, untuk melihat langsung kondisi pesantren sekaligus memberikan bantuan kepada Pesantren As'adiyah.
Ia menilai pondok pesantren menjadi simbol transformasi spiritual dan sosial menginspirasi banyak orang serta sebagai bagian mempererat hubungan antara santri, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan maupun pihak terkait lainnya.(ant/bwo)
Load more