Memangnya Boleh Makan dan Minum Setelah Imsak? Gus Baha Mewanti-wanti Hukumnya kalau di Wilayah Indonesia
- Tangkapan layar YouTube Cak Kliwon
Pendakwah kondang asal Rembang ini menjelaskan banyak orang yang keliru terhadap waktu imtiyad, sebab mereka tidak mendalami keilmuannya tentang hal tersebut.
Menurut Gus Baha, orang yang tidak membekali ilmu seputar imsak dan puasa Ramadhan, rentan menimbulkan keraguan dalam dirinya selama berpuasa.
"Repot menghadapi santri semacam itu, dimarahi, anak pintar, sebab punya logika. Tapi dibiarkan berlebihan. Kalau yang khusyuk sudah jelas, jam tiga (dini hari) sikatan, Tahajud. Sudah pasti benar kalau ibadah," paparnya.
"Namun biasanya tidak terlalu mengetahui hukum. Kalau imtiyad itu boleh," tambahnya melanjutkan.
Murid kesayangannya Mbah Moen itu membicarakan hakikat yang terkandung dalam waktu imsak.
Secara umum, waktu Subuh tiba menandakan bahwa waktu sahur telah berakhir, sekaligus tidak boleh memasukkan apa pun lagi ke dalam mulut, termasuk makanan dan minuman.
Lantas, mengapa Indonesia selalu menyertakan dan membuat waktu imsak untuk yang berpuasa?
"Semisal imsak jam empat. Bunyi alarm jam empat itu, lantas hakikatnya imsak jam berapa? Jam empat lebih empat menit. Jam 4 lebih 4 menit masuk Subuh, sudah masuk sebenarnya, diimtiyadkan," tuturnya.
Gus Baha mengakhiri biasanya setelah waktu imsak tiba, diberikan beberapa menit untuk persiapan puasa. Artinya, memberikan alarm bahwa muadzin segera mengumandangkan adzan Subuh.
"Contohnya imsak itu jam 4, hakikatnya (di Indonesia), yang benar-benar imsak kan, jam 4 lebih 4 menit. Nah, mestinya kalau imsak habis, otomatis Subuh. Berarti hakikatnya jam 4 lebih 4 sudah Subuh," tandasnya.
(hap)
Load more