Teks Khutbah Jumat Singkat 13 Desember 2024: Jangan Hina Orang yang Mencari Rezeki Seluas Samudera
- Istockphoto
Sidang Jumat yang berbahagia
Semoga kita sampai saat ini masih istiqomah dalam mempertebal keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sebagaimana kita senantiasa bersemangat dalam menjalani kehidupan untuk kembali kepada-Nya.
Khatib ingin meminta izin akan menerangkan tema kali ini tentang pekerjaan halal menjadi salah satu upaya memperoleh aliran rezeki bertubi-tubi yang tidak boleh dihina oleh manusia.
Setiap manusia bahkan makhluk hidup mendapat tugas sebagai tantangan terberat mereka agar mendapatkan rezeki dengan cara kehormatan.
Dalam dalil Al Quran dari Surat Hud Ayat 6 mengandung tafsir rezeki telah ditetapkan atas jaminan dari-Nya, Allah SWT berfirman:
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
Artinya: "Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauhulmahfuz)." (QS. Hud, 11:6)
Sebagai manusia, kita aharus melakukan pekerjaan dalam mencari nafkah tanda mulanya meraih rezeki dengan cara ikhlas.
Bahwasanya mencari nafkah melalui pekerjaan sebagai bentuk ibadah yang harus diniatkan secara ikhlas.
Ada beberapa poin menjelaskan aliran rezeki didapatkan dari pekerjaan halal.
Hal pertama menunjukkan pekerjaan untuk mencari nafkah memiliki keutamaan dan perintah dari Allah SWT.
Surat Al Mulk Ayat 15 menjadi dalil Al Quran terkait anjuran mencari rezeki seluas-luasnya, Allah SWT berfirman:
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Load more