Jakarta, tvOnenews.com - Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) bekerja sama dengan Forum Rektor Indonesia (FRI) gelar Semiloka Penguatan Moderasi Beragama.
Acara ini diikuti perwakilan dari 54 Perguruan Tinggi Negeri (PTN), 63 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN), 18 Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dan 10 Lembaga Pendidikan Vokasi.
Semua adalah kampus binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kemenag, serta kementerian/lembaga yang lain.
Semiloka ini menghasilkan delapan aksi atau Asta Aksi untuk bersinergi dalam membangun Moderasi Beragama.
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki mengatakan, kegiatan yang mengangkat tema ‘Membangun Ekosistem Moderasi Beragama’ ini menjadi bagian dari ikhtiar untuk merawat keberagaman di Indonesia.
“Melihat potensi dan fenomena disharmoni yang ada, semangat moderasi beragama (MB) harus terus digelorakan,” ujar Wamenag di Jakarta, Kamis (18/7/2024).
“Sesuai tema, kami sangat berharap ekosistem implementasi MB hadir dan tumbuh di lingkungan perguruan tinggi,” sambungnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Suyitno.
Menurutnya, semiloka berjalan produktif dalam tiga sesi, yaitu membangun ekosistem moderasi beragama di perguruan tinggi, praktik dan inovasi baik implementasi moderasi beragama di perguruan tinggi, dan pendalaman bersama fasilitator MB.
“Dari proses diskusi yang produktif ini, terlahir Asta Aksi sebagai komitmen membangun ekosistem moderasi beragama di perguruan tinggi. Asta Aksi ini ditandatangani oleh perwakilan rektor dan pimpinan perguruan tinggi seluruh Indonesia,” ujar Suyitno.
Menurutnya, Perguruan Tinggi menegaskan komitmennya, antara lain dalam mengintegrasikan penguatan moderasi beragama dalam kurikulum dan mengembangkan kajian keilmuan lintas-disiplin.
Selain itu para Perguruan Tinggi juga berkomitmen untuk memperbanyak praktik baik implementasi moderasi beragama.
“Di perguruan tinggi berbasis budaya dan kearifan lokal,” jelasnya.
Asta Aksi ini dibacakan oleh Waketum FRI Didin Muhafidin, didampingi perwakilan rektor yang terdiri atas Rektor Universitas Lampung Lusmeilia Afriani, Direktur Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah II Ishaq Iskandar, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Masnun, dan Direktur Politeknik Negeri Padang Surfa Yondri.
1. Mengembangkan kerangka kerja ekosistem moderasi beragama di perguruan tinggi.
2. Melakukan pemetaan dan atau pengukuran capaian moderasi beragama di perguruan tinggi.
3. Mengintegrasikan penguatan moderasi beragama dalam kurikulum dan mengembangkan kajian keilmuan lintas-disiplin.
4. Membangun kemitraan berkelanjutan dengan kelompok strategis moderasi beragama di bidang pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
5. Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia melalui program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka Belajar (MBKM), pelatihan, kegiatan kurikuler, kokurikuler, ekstra kurikuler, dan Unit Kegiatan Mahasiswa dalam perspektif moderasi beragama.
6. Memperbanyak praktik baik implementasi moderasi beragama di perguruan tinggi berbasis budaya dan kearifan lokal.
7. Melakukan promosi dan diseminasi program dan praktik baik moderasi beragama di kampus dan media sosial.
8. Memberikan akses dan perluasan ruang perjumpaan civitas akademika, antar dan intra umat beragama, dan antara umat beragama dengan pemerintah.
Sebelumnya, telah dilakukan juga penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang diwakili secara simbolis oleh tujuh perguruan tinggi.
MoU menjadi bukti keseriusan sinergi lintas K/L dalam upaya penguatan moderasi beragama, khususnya di lingkungan kampus.
1. Universitas Airlangga
2. Universitas Lampung
3. Universitas Pattimura Ambon
4. Universitas Bengkulu
5. Universitas Muslim Indonesia Makassar
6. Politeknik Negeri Bandung
7. LLDIKTI Wilayah XV NTT
Menurut Suyitno, MoU ini berlandaskan pada semangat untuk menyatukan persepsi penguatan moderasi beragama.
“Kita berkepentingan mengawal moderasi beragam sebagai bagian penting dari programnya pendidikan tinggi,” tutupnya. (put)
Load more