Tuai Pro Kontra, Desakan Pecat Patrick Kluivert Muncul dari Mertua Pratama Arhan, Netizen: Ya Jelas…
- Instagram/andre_rosiade
“Ya harus dong, mau nunggu proses sampai Pildun 2030 atau 2034? Padahal tim udah makin solid, tinggal sat-set gas,” imbuh netizen lain.
Namun, sebagian kalangan meminta agar desakan semacam ini tidak disuarakan terburu-buru.
Banyak pihak menilai pelatih sekelas Patrick Kluivert butuh waktu untuk menyesuaikan dengan kultur sepak bola Indonesia dan membangun sistem yang stabil, bukan sekadar mengejar hasil instan.
“Ini yang katanya mau lolos Pildun? Kalah dikit-dikit pecat, dikit-dikit pecat. Gimana mau berkembang wkwk, orang kok cuma maunya menang terus,” sindir seorang pengguna medsos lainnya.
Sejak mengambil alih posisi pelatih kepala dari Shin Tae-yong, Patrick Kluivert menghadapi ekspektasi besar dari publik.
Dengan modal pengalaman bermain di klub top Eropa dan jaringan pelatih asal Belanda yang kuat, ekspektasi terhadap dirinya memang sangat tinggi.
Terlebih lagi, Indonesia tengah berada dalam fase perkembangan pesat, terutama setelah masuknya sejumlah pemain diaspora ke dalam skuad Garuda.
Namun sejauh ini, performa Timnas Indonesia belum sepenuhnya stabil di bawah Kluivert. Beberapa pertandingan penting masih menyisakan tanda tanya soal efektivitas strategi dan pilihan line up yang ia terapkan.
Isu ini dipastikan akan terus berkembang seiring dengan hasil pertandingan-pertandingan berikutnya di Ronde ke 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Apakah Kluivert mampu menjawab tekanan ini dengan hasil di lapangan, atau justru akan menjadi korban berikutnya dari ekspektasi tinggi suporter Garuda. (adk)
Load more